PEMALANG (PuskAPIK) – Bergulirnya polemik yang terus menerus terkait pemindahan patung pejuang bambu runcing di alun-alun Pemalang, Sekda Kabupaten Pemalang Budhi Rahardjo meminta kepada masyarakat agar polemik diakhiri. Menurut Sekda sesuai arahan bupati Pemalang saat peringatan Hari Ulang Tahun Korpri yang ke-46 beberapa waktu yang lalu, patung pejuang bambu runcing akan didirikan kembali.
“Mulai hari ini (Kamis 21/12 -red) sampai tanggal 24 Januari 2018 pembanguan kembali patung sudah selesai. Dibangun, didirikan kembali di tempat yang strategis dengan bentuk properti yang lebih bagus, yang bisa dilihat oleh publik, tidak cuma orang yang masuk ke lapangan alun-alun kota.,” jelas Budhi kepada awak media, Kamis (21/12).
Sekda yang juga Ketua Korpri Kabupaten Pemalang melanjutkan bahwa patung pejuang akan didirikan kembali di sebelah timur alun-alun, di lokasi air mancur dekat toko Swalayan Pemalang.
Baca Juga
“Pembangunan akan dibiayai oleh Korpri Kabupaten Pemalang, bukan melalui APBD,” tegasnya.
Masih Menurut Budhi bahwa pembangunan akan sulit segera dilakukan apabila menggunakan dana APBD tahun 2018, dikarenakan ada satu mekanisme yang sulit.
“APBD Tahun 2018 itu pasti dilakukan (pembangunannya) pada tahun 2018, minimal pada triwulan ke II. Itu berarti April 2018 baru bisa, akan terlalu lama.†Jelas Budhi.
Menanggapi pertanyaan awak media mengapa Korpri yang membiayai, dijelaskan Budhi bahwa Korpri berusaha untuk menghentikan polemik, seolah-oleh patung pejuang bambu runcing tersebut disia-siakan oleh Pemkab Pemalang. Dengan menggunakan dana dari Kopri diharapkan baik BUMN maupun BUMD juga bisa membuat tugu ataupun patung identitas melalui sinergi dengan Disperkim.
Terkait dengan opini yang menyakralkan patung pejuang bambu runcing, Sekda mengonfirmasikan bahwa yang menjadi prasasti adalah sumur yang sekarang akan dibuat air mancur. Lebih lanjut dijelaskan bahwa menurut sejarah sumur yersebut dibuat oleh Pangeran Benowo bebarengan dengan dibuatnya alun-alun Pemalang. Sedangkan patung pejuang dibuat pada era Bupati Slamet Haryanto.
Masih menurut Budhi, patung pejuang bambu runcing hanya sebagai simbol, bahwa pada jaman dahulu rakyat berjuang dengan bersenjatakan bambu runcing. Patung pejuang itu tidak mengacu kepada sosok pahlawan tertentu. (hp)
Baca Juga