Jumat, 5 Des 2025
light_mode

Dua Dekade Hidup di Tengah Banjir Rob, Warga Gantungkan Harapan pada Tanggul Laut

  • calendar_month Sel, 24 Jun 2025

PUSKAPIK.COM, Demak – Warga di pesisir utara Pulau Jawa menggantungkan harapan pada proyek giant sea wall yang kini dikebut pemerintah pusat. Tanggul laut dianggap sebagai satu-satunya cara efektif menghadapi ancaman rob di kawasan pesisir.

Salah satu tokoh masyarakat Dukuh Pandansari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni (50), mengatakan, warga sangat berharap proyek tanggul laut yang saat ini sedang dikerjakan bisa segera terealisasi.

“Warga ingin sekali bencana rob ini sesegera mungkin teratasi dan bisa terselesaikan. Masyarakat sini kalau ditanya tentang rob, mungkin sudah tidak bisa merasakan lagi apa itu rob, karena sudah terlalu lama terbiasa hidup di tengah rob.  Sudah akrab dengan rob 20 tahun lebih,” ungkap Zamroni di temui di depan warung yang juga menjadi tempat tinggal bersama istri, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, warga desa sudah tahu kalau solusi mengatasi rob ini hanya dengan tanggul laut. Warga juga paham kalau penyedotan air dan pengerukan sungai, tak akan menyelesaikan persoalan rob untuk jangka panjang. Itu sifatnya hanya sementara.

“Warga juga tahu selama menunggu tanggul laut selesai, pemerintah juga mengusahakan menangani rob dalam jangka pendek. Semoga (tanggul laut) tidak sampai molor dan tertunda,” ungkapnya.

Zamroni warga asli setempat. Dia semula tinggal di RT 02 RW 04. Namun karena rob kian tahun meninggi, ia memutuskan hengkang dari rumah yang selama ini ditinggali bersama anak istri.

Rumahnya dibiarkan tenggelam. Dia kemudian menumpang tinggal di lahan milih BBWS yang ada di dekat dukuhnya. Di tempat itu, ia mendirikan warung untuk menghidupi keluarga sejak 2015 sampai sekarang.

Di area itu saat ini ada proyek pembangunan jalan tol Semarang Demak yang juga terintegrasi dengan tanggul laut.

“Rob paling parah itu mulai 2021. Di sini dampaknya yang paling parah. Setiap tahun warga di sini selalu meninggikan rumah satu meter. Bahkan tidak sampai setahun sudah meninggikan lagi. Lama-lama kan habis uangnya. Padahal kebutuhan kita tidak hanya soal meninggikan rumah, tapi juga kebutuhan sehari-hari, belum lagi anak sekolah,” kata Zamroni.

Dia dan sebagian besar warga tidak mampu lagi meninggikan rumah. Sebagian masih bertahan di tempat. Salah satunya adalah Sumaerah (70). Perempuan paro baya itu tetangga Zamroni.

Boleh dibilang, kehidupan Mbah Sumaerah sangat memprihatinkan. Bersama anak, menantu, dan dua cucu, ia tinggal di dalam rumah yang sudah tergenang air rob. Air yang menggenang setinggi perut orang dewasa. Dari luar, sepintas seperti rumah apung. Padahal kalau melongok ke dalam, kondisinya sudah sangat tidak layak untuk ditempati.

Di rumah papan itu, Mbak Sumaerah tinggal bersama anaknya, Unawanah (35) dan menantu, Syukron Akbar (37). Bahkan dua anak Unawanah yang masih belia, Narulita Noverona (8) dan Yunia Amalia (5), juga ada di dalamnya.

“Saya tinggal di sini sejak umur 15 tahun. Dulu saat saya remaja, robnya tidak setinggi ini. Sekarang parah banget,” ungkap Mbah Sumaerah.

Untuk masuk ke dalam rumah, harus membungkukkan badan. Perlu tambahan rangkaian bambu dan papan sebagai jembatan untuk jalan masuknya. Kalau kurang hati-hati, bisa terpeleset dan tercebur. Tak banyak perabot laiknya rumah pada umumnya.

“Setiap hari ya begini. Sudah puluhan tahun saya menjalani hidup di sini. Tidur, makan, mandi ya di dalam. Hidupnya di atas air rob,” ungkap nenek yang menderita sakit punggung dan mata tersebut.

Suaminya, Musa, meninggal tujuh tahun lalu. Mbah Sumaerah menggantungkan hidup pada anak dan menantunya yang bekerja sebagai buruh.

Ketika ditanya kenapa tidak mau pindah, ia menjawab lirih.

“Mau pindah kemana? Saya tidak punya uang sama sekali. Minta bantuan juga tidak ada yang memberi,” ungkapnya.

Mbah Sumaerah hanya bisa pasrah. Dia berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan. Tak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk nasib dua cucu kesayangan.

Soal tawaran relokasi, Mbah Sumaerah tak buru-buru menerima. Dia khawatir jika ditarik biaya meski diberitahu kalau gratis. Diberikan lahan dan dibangunkan rumah secara cuma-cuma.

“Sementara di sini dulu saja. Kalau pindah nanti bayar pakai apa tanah dan bangun rumahnya? Untuk makan tiap hari saja susah, seadanya,” katanya.

Selain tanggul laut, Zamroni juga berharap agar pemerintah juga memperhatikan akses jalan desa yang biasa digunakan warga.

“Kasihan warga. Tiap hari di rumah hidup dengan rob, mau berangkat kerja juga susah. Minimal akses jalannya baik, biar bisa kerja untuk ekonomi keluarga,” katanya.

Zamroni, Mbah Sumaerah, dan warga lain di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, berharap besar pada proyek giant sea wall. Warga yang sudah pasrah, ingin kehidupannya jauh lebih baik. **

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: puskapik

Rekomendasi Untuk Anda

  • Lolos Calon Ketua KONI Pemalang Darsono Pilih Mundur, Kenapa?

    Lolos Calon Ketua KONI Pemalang Darsono Pilih Mundur, Kenapa?

    • calendar_month Sen, 7 Feb 2022
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Pemalang, Sudarsono, memilih mundur dari pencalonan Ketua umum KONI Kabupaten Pemalang. Sejumlah hal menjadi alasan Darsono mengambil keputusan ini. Pengunduran diri Sudarsono dari Calon Ketua umum KONI Kabupaten Pemalang itu disampaikan selang beberapa menit usai dirinya diumumkan lolos verifikasi berkas pendaftaran, Senin sore 7 Februari 2022. […]

    Bagikan Ke Teman
  • Cerita 2 Syarat Pembangunan Masjid Agung Pemalang

    Cerita 2 Syarat Pembangunan Masjid Agung Pemalang

    • calendar_month Sen, 19 Okt 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang- Di balik megahnya Masjid Agung Nurul Kalam, Pemalang yang baru selesai dipugar total, 27 September lalu, ada cerita di balik pembangunnya. Ada 2 syarat yang harus dipenuhi sebelum pembangunan dimulai, menghidupkan kembali sumur tua yang ada di lingkungan masjid dan tetap mempertahankan letak mimbar tempat imam masjid. Ide pemugaran muncul dari Bupati Pemalang, […]

    Bagikan Ke Teman
  • Geger! Pria Tergeletak dan Meninggal di Bantaran Kali Gempol Pemalang

    Geger! Pria Tergeletak dan Meninggal di Bantaran Kali Gempol Pemalang

    • calendar_month Sab, 15 Jul 2023
    • 1Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Seorang pria tergeletak di bantaran Kali Gempol Kelurahan Mulyoharjo Kabupaten Pemalang dan meninggal dunia, Jumat 14 Juli 2023. Kejadian itu pun menggegerkan warga dan pedagang di sekitar TKP. Penemuan sesosok pria yang terkapar di bantaran Kali (Sungai) Gempol Mulyoharjo itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Pria tanpa identitas itu pertama kali ditemukan […]

    Bagikan Ke Teman
  • TNI Gotong Royong Buka Jalan Baru di Bulakan Pemalang

    TNI Gotong Royong Buka Jalan Baru di Bulakan Pemalang

    • calendar_month Sel, 6 Mei 2025
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II tahun 2025 bakal membuka jalan baru, jembatan, serta gorong-gorong di Desa Bulakan Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang. Program sinergis antara TNI dengan pemerintah daerah itu secara resmi dibuka oleh Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro dan disaksikan jajaran Forkopimda Pemalang di Lapangan Batur, Desa Bulakan, Selasa […]

    Bagikan Ke Teman
  • Pasca Operasi SAR Dihentikan, TNI-Polri dan Warga Buka Akses Jalan Melalui Pembersihan Material Longsoran

    Pasca Operasi SAR Dihentikan, TNI-Polri dan Warga Buka Akses Jalan Melalui Pembersihan Material Longsoran

    • calendar_month Sel, 28 Jan 2025
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Pasca dihentikannya operasi SAR pencarian korban longsor di Petungkriyono, TNI-Polri bersama warga melaksanakan kerja bakti pembersihan material longsoran yang menutup akses jalan. Hari ini, Selasa (28/01/2025) pembersihan dilaksanakan di Dukuh Dranan Desa Yosorejo ke Dukuh Sipetung Desa Tlogopakis. Longsor yang terjadi pada Senin petang (20/01/2025) menyebabkan terputusnya akses jalan di Petungkriyono, salah […]

    Bagikan Ke Teman
  • Di Pemalang Bakal Ada Festival Desa Wisata

    Di Pemalang Bakal Ada Festival Desa Wisata

    • calendar_month Rab, 2 Mar 2022
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Dinas pariwisata, pemuda dan olahraga (Disparpora) Kabupaten Pemalang bakal mengadakan ‘Festival Desa Wisata’. Daya tarik pengunjung serta fasilitas yeng tersedia menjadi penilaian utama kompetisi ini. Kepala Disparpora Pemalang, Mualip, mengatakan, kompetisi ‘Festival Desa Wisata’ ini digelar sebagai bentuk kehadiran Disparpora agar pengelola wisata di Kabupaten Pemalang tetap eksis ditengah hantaman pandemi Covid-19. […]

    Bagikan Ke Teman
expand_less