Jumat, 26 Des 2025
light_mode

Dua Dekade Hidup di Tengah Banjir Rob, Warga Gantungkan Harapan pada Tanggul Laut

  • calendar_month Sel, 24 Jun 2025

PUSKAPIK.COM, Demak – Warga di pesisir utara Pulau Jawa menggantungkan harapan pada proyek giant sea wall yang kini dikebut pemerintah pusat. Tanggul laut dianggap sebagai satu-satunya cara efektif menghadapi ancaman rob di kawasan pesisir.

Salah satu tokoh masyarakat Dukuh Pandansari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Zamroni (50), mengatakan, warga sangat berharap proyek tanggul laut yang saat ini sedang dikerjakan bisa segera terealisasi.

“Warga ingin sekali bencana rob ini sesegera mungkin teratasi dan bisa terselesaikan. Masyarakat sini kalau ditanya tentang rob, mungkin sudah tidak bisa merasakan lagi apa itu rob, karena sudah terlalu lama terbiasa hidup di tengah rob.  Sudah akrab dengan rob 20 tahun lebih,” ungkap Zamroni di temui di depan warung yang juga menjadi tempat tinggal bersama istri, Selasa (24/6/2025).

Menurutnya, warga desa sudah tahu kalau solusi mengatasi rob ini hanya dengan tanggul laut. Warga juga paham kalau penyedotan air dan pengerukan sungai, tak akan menyelesaikan persoalan rob untuk jangka panjang. Itu sifatnya hanya sementara.

“Warga juga tahu selama menunggu tanggul laut selesai, pemerintah juga mengusahakan menangani rob dalam jangka pendek. Semoga (tanggul laut) tidak sampai molor dan tertunda,” ungkapnya.

Zamroni warga asli setempat. Dia semula tinggal di RT 02 RW 04. Namun karena rob kian tahun meninggi, ia memutuskan hengkang dari rumah yang selama ini ditinggali bersama anak istri.

Rumahnya dibiarkan tenggelam. Dia kemudian menumpang tinggal di lahan milih BBWS yang ada di dekat dukuhnya. Di tempat itu, ia mendirikan warung untuk menghidupi keluarga sejak 2015 sampai sekarang.

Di area itu saat ini ada proyek pembangunan jalan tol Semarang Demak yang juga terintegrasi dengan tanggul laut.

“Rob paling parah itu mulai 2021. Di sini dampaknya yang paling parah. Setiap tahun warga di sini selalu meninggikan rumah satu meter. Bahkan tidak sampai setahun sudah meninggikan lagi. Lama-lama kan habis uangnya. Padahal kebutuhan kita tidak hanya soal meninggikan rumah, tapi juga kebutuhan sehari-hari, belum lagi anak sekolah,” kata Zamroni.

Dia dan sebagian besar warga tidak mampu lagi meninggikan rumah. Sebagian masih bertahan di tempat. Salah satunya adalah Sumaerah (70). Perempuan paro baya itu tetangga Zamroni.

Boleh dibilang, kehidupan Mbah Sumaerah sangat memprihatinkan. Bersama anak, menantu, dan dua cucu, ia tinggal di dalam rumah yang sudah tergenang air rob. Air yang menggenang setinggi perut orang dewasa. Dari luar, sepintas seperti rumah apung. Padahal kalau melongok ke dalam, kondisinya sudah sangat tidak layak untuk ditempati.

Di rumah papan itu, Mbak Sumaerah tinggal bersama anaknya, Unawanah (35) dan menantu, Syukron Akbar (37). Bahkan dua anak Unawanah yang masih belia, Narulita Noverona (8) dan Yunia Amalia (5), juga ada di dalamnya.

“Saya tinggal di sini sejak umur 15 tahun. Dulu saat saya remaja, robnya tidak setinggi ini. Sekarang parah banget,” ungkap Mbah Sumaerah.

Untuk masuk ke dalam rumah, harus membungkukkan badan. Perlu tambahan rangkaian bambu dan papan sebagai jembatan untuk jalan masuknya. Kalau kurang hati-hati, bisa terpeleset dan tercebur. Tak banyak perabot laiknya rumah pada umumnya.

“Setiap hari ya begini. Sudah puluhan tahun saya menjalani hidup di sini. Tidur, makan, mandi ya di dalam. Hidupnya di atas air rob,” ungkap nenek yang menderita sakit punggung dan mata tersebut.

Suaminya, Musa, meninggal tujuh tahun lalu. Mbah Sumaerah menggantungkan hidup pada anak dan menantunya yang bekerja sebagai buruh.

Ketika ditanya kenapa tidak mau pindah, ia menjawab lirih.

“Mau pindah kemana? Saya tidak punya uang sama sekali. Minta bantuan juga tidak ada yang memberi,” ungkapnya.

Mbah Sumaerah hanya bisa pasrah. Dia berharap pemerintah memberi perhatian dan bantuan. Tak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk nasib dua cucu kesayangan.

Soal tawaran relokasi, Mbah Sumaerah tak buru-buru menerima. Dia khawatir jika ditarik biaya meski diberitahu kalau gratis. Diberikan lahan dan dibangunkan rumah secara cuma-cuma.

“Sementara di sini dulu saja. Kalau pindah nanti bayar pakai apa tanah dan bangun rumahnya? Untuk makan tiap hari saja susah, seadanya,” katanya.

Selain tanggul laut, Zamroni juga berharap agar pemerintah juga memperhatikan akses jalan desa yang biasa digunakan warga.

“Kasihan warga. Tiap hari di rumah hidup dengan rob, mau berangkat kerja juga susah. Minimal akses jalannya baik, biar bisa kerja untuk ekonomi keluarga,” katanya.

Zamroni, Mbah Sumaerah, dan warga lain di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, berharap besar pada proyek giant sea wall. Warga yang sudah pasrah, ingin kehidupannya jauh lebih baik. **

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: puskapik

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bawaslu Pemalang: Sudah Ada 2 Laporan Dugaan Money Politic di Hari Tenang

    Bawaslu Pemalang: Sudah Ada 2 Laporan Dugaan Money Politic di Hari Tenang

    • calendar_month Sen, 7 Des 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Pemalang memaksimalkan pengawasan dalam masa tenang menjelang hari H Pilkada 2020, pada tanggal 9 Desember lusa. Selama masa tenang, Bawaslu elakukan patroli pengawasan anti politik uang (money politic) dan pengawasan pelanggaran lainnya. Sudah ada dua laporan masuk. Itu dikatakan Sudadi, Anggota/Kordiv Hukum, Data dan Informasi, Bawaslu Pemalang, saat […]

    Bagikan Ke Teman
  • DPUTR Pemalang Beberkan Anggaran City Walk, Ternyata Bukan Rp 17,2 Miliar

    DPUTR Pemalang Beberkan Anggaran City Walk, Ternyata Bukan Rp 17,2 Miliar

    • calendar_month Sel, 26 Agu 2025
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pembangunan City Walk di Jalan Jenderal Sudirman Kabupaten Pemalang masih mengundang tanya masyarakat. Pasalnya anggaran proyek yang digadang bakal mengubah wajah kota itu cukup fantastis. Pagu anggaran proyek revitalisasi jalan sekaligus pembangunan pedestrian ini dikabarkan mencapai Rp 17,2 miliar yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemalang murni. Setelah melalui […]

    Bagikan Ke Teman
  • Di Tegal, Cegah Penyebaran Covid-19 Polisi Blusukan ke Sekolah

    Di Tegal, Cegah Penyebaran Covid-19 Polisi Blusukan ke Sekolah

    • calendar_month Rab, 19 Agu 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Tegal – Adanya salah satu siswa Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Tegal yang terpapar Covid-19 menjadi perhatian jajaran Polres Tegal. Kapolres Tegal AKBP Muhammad Iqbal Simatupang bersama sejumlah anggotanya blusukan ke sejumlah sekolah dasar, Rabu pagi, 19 Agustus 2020. Salah satu yang didatangi Iqbal beserta anak buahnya adalah SD Negeri Slawi Kulon 03. Selain […]

    Bagikan Ke Teman
  • Hari ini, Posko Pusat Covid-19 Pemalang Diaktifkan

    Hari ini, Posko Pusat Covid-19 Pemalang Diaktifkan

    • calendar_month Sen, 30 Mar 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Pemerintah Kabupaten Pemalang membentuk posko yang berfungsi sebagai pusat pemantauan, pencegahan dan penanggulangan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Pemalang. Sebelumnya, posko Covid-19 ditempatkan di kantor Dinas Kesehatan. Namun untuk mempermudah koordinasi dan memaksimalkan kinerja, posko digeser ke pendopo kabupaten. Posko di Dinkes tetap berfungsi khusus untuk penanganan medis. “Posko ini sebagai […]

    Bagikan Ke Teman
  • Pj Bupati Batang Minta, Pengelolaan Barang Milik Daerah Bisa Teridentifikasi

    Pj Bupati Batang Minta, Pengelolaan Barang Milik Daerah Bisa Teridentifikasi

    • calendar_month Rab, 21 Agu 2024
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Batang – Antisipasi Kehilangan Aset Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Batang memberikan sosialisasi penggunaan barang milik daerah bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Hotel Kiyana Batang, Kabupaten Batang, Selasa (20/8/2024). Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, sosialisasi penggunaan barang milik daerah untuk memberikan pemahaman kepada pengurus barang bagaimana […]

    Bagikan Ke Teman
  • Penerima Bansos Dilatih Dulang Cuan dari Peluang Bisnis Olahan Ikan

    Penerima Bansos Dilatih Dulang Cuan dari Peluang Bisnis Olahan Ikan

    • calendar_month Rab, 24 Jul 2024
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Sebanyak 35 orang penerima bantuan sosial yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dilatih mendulang cuan dari peluang bisnis olahan ikan. Mereka yang merupakan perwakilan warga dari masing-masing kelurahan di Kota Pekalongan tersebut mendapatkan pelatihan teknik olahan ikan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil […]

    Bagikan Ke Teman
expand_less