TEGAL (PUSKAPIK) – SDN Sumurpanggang 2, Kecamatan Margadana resmi menjadi rintisan sekolah lliterasi pertama di Kota Tegal. Peresmian dilakukan Wakil Wali Kota Tegal, Muhamad Jumadi, Kamis (13/02/2020), dan disaksikan Duta Baca Kota Tegal Dyah Probondari, Duta Literasi Ratna Edi Suripno, dan Pegiat Literasi Kota Tegal Yusqon.
Menurut Jumadi, membaca, perpustakaan dan literasi merupakan kunci peradaban, sehingga diharapkan dengan adanya sekolah rintisan literasi ini bisa mendorong minat baca warga Kota Tegal, terutama anak-anak. Dari gemar membaca akan tumbuh gemar menulis.
“Inilah awal Kota Tegal menjadi Kota Literasi. Sehingga saya berharap rintisan sekolah ini bisa menjadikan trigger kepada sekolah-sekolah yang lain untuk bersama-sama menggerakan budaya membaca dan budaya literasi di Kota Tegal,” ungkap Jumadi.
Adanya rintisan sekolah literasi ini, imbuh Jumadi, akan ada sekolah lain yang mengikuti. Minimal satu kecamatan ada lima atau 10 sekolah yang menjadi sekolah literasi. Hal ini sebagai bagian dari wisata literasi di Pemerintah Kota Tegal.
“Untuk mewujudkan the real smart city, yang diawali dari smart people-nya dulu. Untuk itu, harapan saya kepada anak-anak atau siapapun yang belum bisa membaca, bagi orang tua, ada sekolah terminal, sekolah dasar seperti ini kita upayakan dan berdayakan,” ujar Jumadi.
Jumadi menegaskan, semua resources di Kota Tegal digunakan untuk meningkatkan sumber daya manusia Kota Tegal sehingga in line dengan program Pemerintah Pusat. Bahwasanya Indonesia maju, maka SDM maju.
Jumadi membandingkan Kota Tegal berada di atas rata-rata kota lainnya. Hal tersebut karena sudah banyak realisasi yang didapatkan dari apa yang digerakkan oleh Yusqon sebagai pegiat literasi di Kota Tegal, sebagai ASN yang menginspirasi, masuk ke 20 besar penghargaan dari Pemerintah Pusat. Itu merupakan bukti bahwa Pemerintah Kota Tegal memang pantas untuk menyejajarkan atau menyebutkan dirinya sebagai Kota Literasi.
Sementara itu, pegiat Literasi Kota Tegal, Yusqon mengatakan, peresmian Rintisan Sekolah Literasi ini termasuk bagian dari implementasi program Gerakan Tegal Membaca Kota Tegal. Setelah gerakan Tegal Membaca, kemudian langkah-langkahnya itu pendidikan formal dan nonformal.
“Pendidikan nonformal, yaitu di TBM-TBM pojok baca kelurahan. Sedangkan ini yang formal. Jadi sekolah formal ini yang baru pertama kali, maka dicetuskan sekolah literasi. Kenapa sekolah literasi? Karena di SD ini ada enam literasi, salah satunya masuk. Semoga dengan adanya sekolah literasi ini, pemerintah pusat akan memberikan perhatian, terutama Pemerintah Kota kepada SD-SD,” katanya.
Yusqon menjelaskan, literasi bukan hanya di perpustakaan. Era sekarang literasi semestinya dapat memberikan manfaat pada sekitarnya. Misalnya di kantor kelurahan atau kalau kecamatan juga perlu ada perpustakaan. Sehingga nanti warga bisa meminjam dan membaca buku.
“Kemarin kan Tegal Selatan di Pesurungan. Setelah ini Maret, nanti bulan Mei di Gramedia Rita Supermall, ulang tahun Gramedia. Unsur pojok baca masyarkaat dan sekolah akan kita kunjungi terus,” kata Yusqon.(WIJ)