Kisah Dramatis Bupati Pemalang Kyai Makmur, Ditangkap dan Dibunuh Belanda
- calendar_month Kam, 14 Agu 2025


Saat itu, sebagian keluarga Kyai Makmur dan adiknya Romdhon, termasuk ibu mertua dan kemenakannya bertahan di rumah. Sementara sebagian lainnya pergi
menyelamatkan diri masing-masing. Termasuk anak-anaknya yang dititipkan pada tetangga. Para pemuda sekitar pun pergi menyelamatkan diri.
Sekitar pukul 9.00 WIB pagi, suara peluit mengomandoi tentara Belanda masuk ke rumah Kyai Makmur. Mereka langsung menggledah rumah. Lemari-lemari dibuka, bahkan pyan (loteng) tak luput dari penggeledahan. Mereka menanyakan saudara Kyai Makmur yang lain dan
Menanyakan bambu runcing.
Ketika penggeledahan itu Kyai Makmur akan melaksanakan Salat Dhuha. la mengambil wudhu di kolah lalu sholat
di ambèn (tempat tidur) di belakang. T
tentara Belanda pun menunggu Kyai
Makmur melaksanakan sholat di sekitarnya. Selesai salat serta dzikir, Kyai Makmur digiring keluar rumah.
Kyai Makmur digiring bersama adiknya, Romdhon. Sambil berjalan, Kyai Makmur sempat berpesan kepada Aidliyah alias Murah untuk mendoakan dirinya dengan kalimat zikir, sebelum digiring ke jalanan oleh pasukan tentara Belanda.
“Rah, aku mangkat ya, kowen maca subhanallah, alhamdulillah, Iailah ha illallah, Allah hu Akbar, tekan engko ya.” pesan Kyai Makmur kepada Murah
(Rah, saya berangkat ya, kamu baca subhanallah, alhamdulillah, Iailah ha illallah, Allah hu Akbar, sampai nanti ya). **
- Penulis: puskapik




























