Jateng Industrial Belt: Jalan Baru Keluar dari Zona Kemiskinan
- calendar_month Sel, 26 Agu 2025


Serapan kerja melonjak seiring derasnya investasi semester I/2025. Jateng memimpin Pulau Jawa untuk jumlah tenaga kerja yang terserap dari proyek investasi baru. Dampak ke TPT dan kemiskinan sudah terlihat, meski tipis tapi trend line-nya turun.
Node kawasan makin jelas, KEK Kendal matang, KEK Industropolis Batang diresmikan, Brebes on-track menuntaskan tata ruang. Pemerintah provinsi juga terang-terangan mendorong vokasi–BLK–SMK link and match dengan pabrik.
Bottleneck perizinan dan kepastian lahan di kabupaten/kota. Tanpa RDTR yang tuntas dan SOP cepat, biaya transaksi tetap tinggi. Ini bertentangan dengan resep Rodrik soal kebijakan yang mengurangi friksi, bukan menambah.
Mismatch keterampilan yakni kebutuhan Kendal lebih dari 37 ribu pekerja tambahan menunjukkan suplai belum klop. Solusinya bukan sekadar pelatihan massal, tapi kurikulum yang dirancang bareng industri, on-the-job training, sertifikasi modular, dan jalur cepat re-skilling ibu-ibu rumah tangga dan lulusan SMA/SMK.
Jalan Keluar dari “Provinsi Miskin”
Satu, Kunci aturan, potong friksi; Targetkan RDTR tuntas untuk koridor Kendal–Batang–Brebes (dan kota satelitnya). Bentuk desk percepatan lintas pemda untuk menyamakan tafsir aturan, memangkas disparitas biaya izin antarkabupaten.
Ini sejalan dengan tesis iklim investasi yakni tarif. Jika tiga kawasan menjadi “one stop certainty zone”, investor tidak akan “shop around” ke provinsi sebelah.
Kedua, vokasi presisi, bukan seremonial. Tetapkan “industrial core curriculum” per subsektor (alas kaki, garmen, elektronik ringan) bersama asosiasi industri.
- Penulis: puskapik




























