Tiga Tokoh Pemalang Bersuara, Pesantren Pilar Moral dan Intelektual di Era Modern
- calendar_month Ming, 26 Okt 2025


“Jadi, saya optimis bahwa pesantren akan terus berkembang dan relevan dengan kebutuhan zaman,” ujarnya.
Sementara itu, Komisioner KPU Pemalang, Umar Taufiq, menyoroti kekuatan nilai-nilai dasar pesantren seperti pengabdian dan keikhlasan yang menjadi pondasi kokohnya lembaga tersebut hingga kini.
“Banyak kita jumpai alumni pesantren yang mau mengajar meski tidak dibayar. Kalau dibayar pun nominalnya masih jauh dari kata layak karena alasan pengabdian dan berharap barokah, konsep inilah yang menjadi norma penggerak sistem di pesantren,” ujarnya.
Umar juga menanggapi pandangan sebagian pihak yang menganggap perilaku santri dalam mengabdi kepada kiai sebagai bentuk ketidakrasionalan.
“Dalam alam pikir modern, ini sama sekali tidak masuk akal. Tapi bagi santri, ini kemuliaan dan disinilah kekuatan pesantren sehingga bisa bertahan,” imbuhnya.
Dari sisi kebijakan publik, legislator PKB Pemalang Ma’mun Riyad menyoroti kecilnya alokasi anggaran pemerintah terhadap lembaga pesantren.
“Makanya, kita terus mendorong agar pesantren turut mendapatkan alokasi dana pendidikan sebesar 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujarnya.
Ia menegaskan, perjuangan itu tengah diupayakan melalui revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), agar pesantren memiliki dasar hukum yang kuat dalam memperoleh pendanaan.
“Dalam konteks nasional Fraksi PKB mendukung penuh agar pendidikan keagamaan seperti pesantren masuk dalam revisi UU Sisdiknas. Ini penting supaya pondok pesantren juga mendapatkan hak pendanaan dari APBN sebesar 20 persen, sama seperti lembaga pendidikan lainnya,” ujarnya.
- Penulis: Eriko Garda Demokrasi
- Editor: Nia




























