Malam Penuh Pesona di Pesurungan Kidul Tegal, Patra Ganesha Merajut Cinta Budaya Nusantara
- calendar_month Sen, 3 Nov 2025


Bagi Patra Ganesha, berpindah lokasi bukan sekadar soal tempat, tapi tentang menjangkau lebih banyak orang, terutama generasi muda agar lebih mengenal akar budaya mereka sendiri.
“Banyak anak muda yang baru pertama kali melihat keris dari dekat. Ketika tahu bahwa setiap bilahnya punya cerita dan falsafah hidup, mereka jadi ingin tahu lebih banyak,” tambah Teguh yang juga menjabat Kepala DPUPR Kabupaten Tegal ini.
Tak hanya Patra Ganesha, semangat pelestarian sejarah juga hadir lewat keikutsertaan Petrus, penggiat komunitas Tegal History.
Ia memajang puluhan foto-foto lawas yang menggambarkan kejayaan Tegal tempo dulu dari pabrik gula Jatibarang, Pangka, Pagongan, Kemanglen, hingga bangunan ikonik seperti Gedung SCS dan Water Toren.
Setiap foto membawa nostalgia, mengingatkan pengunjung akan perjalanan panjang daerah ini dari masa kolonial hingga kini. Banyak warga berhenti lama di depan foto-foto itu, menunjuk dan berbagi cerita: “Ini dulu rumah kakekku,” atau “Aku pernah lewat sini waktu kecil.”
Suasana malam itu terasa hangat dan penuh kebersamaan. Anak-anak kecil berlarian di pelataran balai, remaja sibuk mengambil gambar, sementara para orang tua larut dalam irama gamelan dan gemuruh tarian Barongan.
Di tengah riuh rendah itu, tersirat pesan yang mendalam: bahwa budaya bukan sekadar warisan, melainkan identitas yang perlu dijaga dan dihidupkan bersama.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa masyarakat masih punya semangat besar untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal. Kami berharap, ke depan, setiap kelurahan dan desa di Tegal juga punya paguyuban seni sendiri,” harap Teguh.
- Penulis: Guntur
- Editor: Nia




























