BATANG (PUSKAPIK) – Luasan tanah ambles Dukuh Teropong, Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang terus meluas. Dari mulanya 15 hektare yang terdampak sesar minor, kini tercatat mencapai 24,65 hektare.
Kepala Pelaksna BPBD Kabupaten Batang, Ulul Azmi mengatakan, berdasarkan kajian Balai Energi dan Sumber Daya Mineral (BESDM) Jawa Tengah, dalam radius itu, di kedalaman 30-35 meter, kondisi areal pertanian sudah seperti bubur.
“Oleh Karena itu, untuk mengantisipasi dan meminimalisir korban atas anomali longsor karena sesar minor, kita sudah pasang Early Warning System (EWS) pada Jumat (28/2) kemarin,” kata Ulul Azmi di Posko Bencana kantor BPBD Batang, Sabtu (29/2/2020).
Baca Juga
Dijelaskan, EWS merupakan alat sistem peringatan dini untuk memberitahukan akan munculnya kejadian alam, dapat berupa bencana maupun tanda-tanda alam lainnya. “Peringatan dini pada masyarakat atas bencana merupakan tindakan efektif mencegah banyaknya korban jiwa dalam sebuah bencana,” katanya.
Perlu diingat, meski teknologi dan kajian ilmiah mampu menentukan potensi gempa dan longsor, akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan bencana gempa dan lainya akan terjadi. Tapi setidaknya alat EWS diharapkan bisa meminimalisir bencana.
Sesuai arahan dari BESDM, areal pertanian seluas 24,65 hektare berupa sawah harus diubah menjadi tanaman keras untuk memperlamat bencana longsor. “Saya harap masyarakat menjaga alat EWS tersebut, karena manfaatnya besar untuk keselamatan masyArakat di lokasi bencana,” kata Ulul.(YON)
Baca Juga