Jalur Menantang, Pendakian Gunung Slamet Via Sawangan, Temukan Spot Ciamik dan Lautan Pasir
- calendar_month Rab, 26 Nov 2025


Selain jalan terjal dan lautan pasir, kemiringan mencapai 45 derajat jadi tantangan tersulit bagi pendaki berpengalaman sekalipun.
Trek pasir mendekati pucak Gunung Slamet tak bisa disepelekan. Jalurnya yang curam, dengan minimnya batu yang bisa dijadikan pijakan, membuat pendaki terpaksa harus beberapa kali harus merayap.
Tak jarang pula, batu besar yang sepertinya tampak bisa jadi pijakan kuat, rupanya sangat rapuh dan langsung menggelinding begitu diinjak.
Belum lagi terpaan angin kencang, serta batu yang seringkali menggelinding dari atas jadi risiko besar selama pendakian Slamet.
Gemburnya pasir bekas lava pijar dari letusan terakhir Gunung Slamet ini bakal sangat menguras fisik dan mental pendaki.
Belum lagi, asap belerang dari kawah yang bertiup ke lereng membuat mata pendaki terasa perih.
Butuh setidaknya 2 hingga 5 jam perjalanan hanya untuk melewati lautan pasir ini.
Perjalanan panjang penuh berisiko bakal terbayar dengan keindahan kaldera yang tinggi menjulang membentuk mangkuk kawah di bawahnya.
Asap belerang yang keluar dari sela-sela batuan di kawah jadi spot menarik untuk berfoto.
Selain itu, dinding kawah keemasan yang terpapar mentari pagi jadi pemandangan yang sangat eksotis dan sangat sedap dipandang.
Jika cuaca cerah, pendaki bisa melihat dengan jelas Gunung Ciremai di Barat, Samudera Hindia di ujung Selatan, dan Kota Purwokerto persis di lereng gunung.
Sementara jika menyapu pandang ke sisi lainya, pendaki juga bisa menikmati suasana negeri di atas awan, dengan gumpalan kumulonimbus yang berjejeran bak permadani menutup daratan di bawahnya.
- Penulis: Hoed
- Editor: dwa



























