Asal-Usul Nama Bumiayu hingga Paguyangan, Jejak Pelarian Raja Mataram di Brebes Selatan
- calendar_month Kam, 27 Nov 2025


BREBES, puskapik.com – Brebes Selatan menyimpan jejak sejarah panjang yang berkaitan dengan pelarian Raja Mataram, Amangkurat Agung, pada abad ke-17.
Konon, dari kisah pelarian Raja Amangkurat Agung inilah lahir berbagai nama wilayah, salah satunya Bumiayu sebagaimana diceritakan dalam buku Galuh Purba: Cerita Rakyat Brebes Selatan.
Amangkurat Agung dikenal sebagai raja yang lalim dan kejam. Menjelang akhir pemerintahannya, ia menjadi buronan pasukan Trunojoyo yang berhasil menguasai Mataram.
Dalam pelariannya, sang raja tidak sendiri. Ia ditemani anak tirinya, Pangeran Notobroto, beberapa selir termasuk yang paling dicintainya Sekar Arum, serta prajurit setia yang membawa gerobak berisi bekal seadanya.
Rombongan Amangkurat Agung memilih jalur aman. Mereka melewati Imogiri, Pantai Selatan, hingga Pegunungan Seribu. Setelah Mataram runtuh pada 1677, sang raja berusaha melarikan diri ke Cirebon melalui Kebumen, Gombong, dan Banyumas.
Beberapa anggota rombongan terpaksa ditinggalkan karena sakit, termasuk anak raja dan ibunya. Kondisi ini membuat perjalanan semakin berat.
Dalam perjalanan, terjadi konflik di internal rombongan. Pangeran Adipati Anom akhirnya menjadi pengawal Amangkurat Agung setelah berdebat dengan Pangeran Puger dan Pangeran Singasari.
Sekar Arum yang tidak tahan dengan perlakuan Adipati Anom. Ia memilih melarikan diri ke Cilacap. Sementara itu, Pangeran Notobroto memutuskan kembali ke desa kelahirannya dan tinggal dekat makam ibunya.
Ketika sakit keras di Ajibarang, Amangkurat Agung menyerahkan pusaka kerajaan dan amanah kepada Adipati Anom sebelum wafat.
- Penulis: Bowo
- Editor: Nia




























