Keris Luk 2 Kuku Sang Bima, Pusaka Bernilai Filosofi Ksatria Pandawa Lima
- calendar_month 1 jam yang lalu


SLAWI, puskapik.com – Pada umumnya keris memiliki luk ganjil, seperti 1, 3, 5, 7, dan seterusnya. Lalu, adakah keris Luk 2?
Menurut Ketua Paguyuban Tosan Aji Patra Ganesha Tegal, Teguh Dwijanto, keris Luk 2 sangat jarang ditemukan. Jika ada, biasanya karena korosi pada bilah keris sehingga jumlah luk berubah menjadi dua.
“Luk pada dasarnya ganjil. Kalaupun ada, mungkin itu jenis Kalawijan,” ujar Teguh.
Keris Kalawijan adalah keris yang memiliki bilah atau tangguh yang berbeda dari pakem biasanya. Berasal dari kata lawan atau berlawanan. Teguh menjelaskan, keris Kalawijan biasanya memiliki luk lebih dari 9.
“Kalaupun ada Luk 2, kemungkinan karena pesanan khusus,” lanjutnya.
Dari penelusuran di beberapa akun, ditemukan keris Luk 2 bernama Keris Kuku Bima. Keris ini memang jarang beredar, namun beberapa pegiat tosan aji, seperti A Zahari Antik, pernah mengulasnya.
Keris Luk 2 dengan ricikan khas Kuku Sang Bima kembali menarik perhatian para pecinta tosan aji. Pusaka ini bukan sekadar benda bersejarah, tetapi sarat makna filosofis yang erat kaitannya dengan karakter ksatria Pandawa Lima, terutama Bima yang dikenal sebagai simbol ketegasan dan keberanian.
Keris berluk dua ini memiliki lengkungan sederhana namun kuat mencerminkan stabilitas dan konsistensi dalam hidup. Para pemerhati budaya Jawa menyebut luk 2 sebagai lambang tekad lurus, mantap, dan tidak mudah goyah, selaras dengan sifat Bima yang teguh pendirian.
Ricikan Kuku Sang Bima terlihat pada bagian sor-soran bilah keris, menyerupai kuku Bima yang dalam kisah pewayangan menjadi sumber kekuatannya. Ricikan ini memberikan kesan gagah, garang, sekaligus berwibawa.
Nama Kuku Sang Bima merepresentasikan daya, keberanian, dan ketulusan hati karakter ksatria yang jujur, tidak suka basa-basi, dan selalu membela kebenaran.
Pamor pada bilah keris pun beragam, mulai dari Beras Wutah hingga Udan Mas. Masing-masing membawa pesan filosofis tentang harapan, kelimpahan, hingga keteguhan jiwa. Namun, pakem Kuku Sang Bima lebih menonjolkan kekuatan bentuk dibanding pamor.
Keris ini diminati kolektor dan pecinta budaya, terutama mereka yang mencari pusaka dengan simbol keberanian, perlindungan, dan kewibawaan. Dalam tradisi Jawa, Kuku Sang Bima diyakini memperkuat mental pemilik, menjauhkan dari pengaruh negatif, serta membantu dalam pengambilan keputusan penting.
Beberapa empu di Jawa masih membuat keris dengan pakem ini, meski banyak pula keris Kuku Sang Bima berasal dari era Majapahit hingga awal Mataram. Selain bernilai estetis, keris ini juga menjadi simbol ajaran moral ksatria.
Keris Luk 2 Kuku Sang Bima kini tidak hanya dipandang sebagai pusaka, tetapi juga ikon kebijaksanaan, keberanian, dan karakter lurus sebagaimana sosok Bima dalam kisah pewayangan. **
- Penulis: Guntur
- Editor: Nia
















