Senin, 22 Des 2025
light_mode

Legenda Guci Sakti Sunan Gunungjati di Lereng Gunung Slamet

  • calendar_month 2 jam yang lalu

SLAWI, puskapik.com – Desa Guci, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal menyimpan banyak misteri dan keajaiban. Desa yang berada di lereng Gunung Slamet bagian utara ini memiliki legenda Guci Sakti milik Sunan Gunungjati Cirebon. Konon, guci sakti tersebut mampu menyembuhkan penyakit warga di lereng Gunung Slamet.

Dilansir dari P2K Stekom, pada tahun 1767 bangsawan dari Kesultanan Demak, Raden Aryo Wiryo, meninggalkan keraton karena jenuh dengan konflik internal. Bersama istrinya, Nyai Tumbu, Raden Aryo Wiryo mengabdi di Kesultanan Mataram pada masa kejayaan Sultan Agung Hanyorokusumo. Ia ditugaskan Sultan Agung untuk berangkat ke Cirebon pada masa itu.

Setelah itu, Raden Aryo Wiryo kembali mengembara hingga sampai di lereng Gunung Slamet sebelah utara dan menetap di daerah tersebut. Ia menjadi orang pertama yang membuka lahan perkampungan di tempat itu. Banyak orang kemudian berdatangan untuk berguru kepadanya. Oleh karena itu, Raden Aryo Wiryo memberi nama tempat tersebut Kampung Keputihan, daerah yang masih asli dan belum terjamah peradaban agama selain Islam.

Suatu saat datang seorang pengembara dari Pesantren Gunung Jati, santri Sunan Gunung Jati bernama Kyai Elang Sutajaya, yang bermaksud menyebarkan agama Islam. Raden Aryo Wiryo beserta pengikutnya kemudian berkenan mendalami ajaran Islam untuk lebih memantapkan keimanan.

Pada masa itu, Kampung Keputihan dilanda wabah pageblug berupa tanah longsor dan penyakit gatal-gatal. Kyai Elang Sutajaya mengajak Raden Aryo Wiryo dan warga untuk berdoa kepada Allah SWT melalui ritual yang kini dikenal sebagai ruwat bumi dengan menyembelih kambing kendit. Selain itu, disajikan hasil bumi seperti pala pendem dan sayur-mayur yang disedekahkan kepada fakir miskin. Ritual tersebut dilakukan pada bulan Suro atau Muharam dan berlangsung turun-temurun hingga sekarang.

Saat doa bersama berupa tasyakuran, tahlilan, dan manaqib, Kanjeng Sunan Gunung Jati berkenan hadir secara gaib dan memberikan sebuah Guci Sakti yang telah diisi doa. Air dari guci tersebut diminum oleh warga yang terserang wabah gatal, serta disiramkan di sudut-sudut Kampung Keputihan untuk menghilangkan kerusakan akibat bencana alam.

Dalam peristiwa tersebut, Raden Aryo Wiryo bersama Kyai Elang Sutajaya menemukan sumber mata air panas di bawah sebuah gua yang kini dikenal sebagai Pancuran 13.

Guci Sakti kemudian ditempatkan di sebuah dukuh tempat Raden Aryo Wiryo biasa bersemedi, yang kini dikenal sebagai Telaga di Dukuh Engang, Desa Guci. Karena kekeramatan Guci Sakti tersebut, Kampung Keputihan pulih kembali dan terbebas dari pageblug. Untuk mengenang peristiwa itu, Kampung Keputihan diubah namanya menjadi Desa Guci.

Guci Sakti tersebut kini berada di Museum Nasional. Pada masa Adipati Cokroningrat dari Brebes, guci tersebut dipindahkan dari Desa Guci ke pendopo Kadipaten Brebes, karena saat itu Desa Guci masih menjadi bagian dari Kabupaten Brebes.

Untuk lebih membaur dengan warga, Raden Aryo Wiryo menggunakan nama samaran Kyai Ageng Klitik atau akrab disebut Kyai Klitik. Penyamaran ini juga dimaksudkan untuk menghindari kejaran penjajah Belanda terhadap keturunan bangsawan keraton.

Hingga kini tidak diketahui secara pasti makna dan asal-usul namanya. Kyai Klitik juga menemukan mata air panas lain yang kini dikenal sebagai Pemandian Kasepuhan dan Pemandian Pengasihan. Pemandian tersebut dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan tulang, serta sebagai sarana mengabulkan hajat tertentu bagi yang meyakininya.

Konon, pemandian tersebut digunakan untuk penjamasan atau memandikan keris Kyai Klitik agar pamornya menjadi sepuh, sehingga dinamakan Kasepuhan. Kini, tempat tersebut dimanfaatkan sebagai pemandian umum yang ramai dikunjungi.

Seiring semakin ramainya Desa Guci, datang pula seorang pengembara bernama Mbah Segeong yang bertapa di dalam gua yang kini dikenal sebagai Gua Segeong, terletak sekitar 350 meter di sebelah selatan Pos I Retribusi.

Saat Kyai Elang Sutajaya mensyiarkan agama Islam, ia kerap bersemedi di atas sebuah bukit yang banyak terdapat hewan badak atau warak dalam bahasa Jawa. Oleh karena itu, tempat tersebut disebut Kandang Warak, yang kini menjadi nama Dukuh Pekandangan di sebelah timur Desa Guci. **

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: Guntur
  • Editor: Nia

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kades Tonjong Brebes Resah, Minta Media Berimbang

    Kades Tonjong Brebes Resah, Minta Media Berimbang

    • calendar_month Sel, 16 Des 2025
    • 0Komentar

    BREBES, puskapik.com – Sejumlah kepala desa di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, mengaku resah dengan munculnya sejumlah pemberitaan yang dinilai sepihak dan tidak melalui konfirmasi ke pemerintah desa. Kondisi tersebut dinilai berpotensi menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. Keresahan itu mengemuka dalam Forum Silaturahmi Kepala Desa bersama Awak Media yang digelar di Desa Karangjongkeng, Kecamatan Tonjong, Senin […]

    Bagikan Ke Teman
  • HUT Bhayangkara ke-76, Polres Tegal Beri Bantuan Alat Jalan Untuk Difabel

    HUT Bhayangkara ke-76, Polres Tegal Beri Bantuan Alat Jalan Untuk Difabel

    • calendar_month Kam, 16 Jun 2022
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Tegal – Polres Tegal bersama Dirlantas Polda Jawa Tengah membagikan bantuan sembako dan helm kepada warga serta alat bantu jalan untuk kaum difabel. Bantuan diserahkan oleh Dirlantas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Suryonugroho didampingi Kapolres Tegal, AKBP Arie Prasetya Syafa’at, di Halaman Mapolres Tegal, Kamis 16 Juni 2022. Bakti sosial ini merupakan bagian dari […]

    Bagikan Ke Teman
  • Cukupi Kuota, Panwasdesa Diminta Jemput Bola Calon Pelamar Pengawas TPS

    Cukupi Kuota, Panwasdesa Diminta Jemput Bola Calon Pelamar Pengawas TPS

    • calendar_month Kam, 8 Okt 2020
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Purbalingga- Komisioner Bawaslu Jawa Tengah Gugus Risdaryanto menyarankan kepada jajaran panitia pengawas pemilu kecamatan (panwascam) dan panitia pengawas desa/kelurahan di Kabupaten Purbalingga untuk proakif dalam menjaring pelamar pengawas TPS (PTPS) pada Pilkada 2020. Ini disampaikan oleh pria kelahiran Banjarnegara tersebut saat melakukan supervisi proses rekrutmen PTPS di Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Kamis 8 Oktober 2020. […]

    Bagikan Ke Teman
  • Pengisian Kekosongan Jabatan, Pj Bupati Batang Lantik 4 Pejabat Fungsional Sebagai Pengawas

    Pengisian Kekosongan Jabatan, Pj Bupati Batang Lantik 4 Pejabat Fungsional Sebagai Pengawas

    • calendar_month Sen, 30 Des 2024
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Batang – Pengisian kekosongan jabatan, Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki melantik 4 pejabat fungsional. Pelantikan ini untuk mengisi kekosongan jabatan Inspektorat sebagai Fungsional Ahli Muda dan Pertama dan DPMPTSP Kabupaten Batang sebagai Fungsional Ahli Pertama. Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan, bahwa pelantikan ini untuk mengisi kekosongan jabatan fungsional yang bekerja […]

    Bagikan Ke Teman
  • Terindikasi Tak Independen, Panitia Musorkab KONI Pemalang 2021 Dibekukan

    Terindikasi Tak Independen, Panitia Musorkab KONI Pemalang 2021 Dibekukan

    • calendar_month Sen, 18 Okt 2021
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pemalang – Ketua Umum KONI Pemalang Agung Dewanto membekukan panitia Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) yang rencananya digelar pada 4 November 2021 mendatang. Lewat Musorkab, nantinya dipilih Ketua Umum KONI Pemalang periode 2021-2025. Agung Dewanto mengatakan, keputusan membekukkan panitia Musorkab didasari alasan kuat. “Ternyata panitia ini cenderung tidak bertindak independen dan linear, tetapi panitia terkesan […]

    Bagikan Ke Teman
  • Cek Lokasi yang Terendam Banjir, Kapolsek Sragi Bantu Warganya

    Cek Lokasi yang Terendam Banjir, Kapolsek Sragi Bantu Warganya

    • calendar_month Jum, 31 Jan 2025
    • 0Komentar

    PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Kapolsek Sragi AKP Prisandi Tiar, S.T., S.Kom bersama anggota melaksanakan pengecekan  terhadap wilayah yang terendam banjir, Jumat (31/01/2025). Berdasarkan keterangan AKP Sandi, dalam kesempatan itu, pihaknya memantau di wilayah Kecamatan Siwalan, tepatnya di Desa Pait. “Untuk genangan air di Dukuh Babadan Tugu sekitar 5 s/d 20 cm, hal ini disebabkan karena curah […]

    Bagikan Ke Teman
expand_less