Catatan Dari Pojok Digital 2025
- calendar_month 3 jam yang lalu


Video pendek yang mendominasi linimasa membuat waktu terasa berjalan lebih cepat, menyeret kita dari satu sensasi ke sensasi lainnya.
Di satu sisi, ini adalah era emas bagi kreativitas, siapa pun kini bisa menjadi narator bagi ceritanya sendiri, membawa produk desa ke kancah global, atau menyuarakan aspirasi yang dulu terkubur.
Namun, di sisi lain, kebisingan digital ini sering kali menenggelamkan esensi. Informasi bercampur aduk dengan opini, dan fakta sering kali kalah nyaring dengan konten yang sekadar mengejar viralitas.
Geliat ekonomi yang lahir dari ruang ini pun membawa wajah ganda. Kita menyaksikan betapa mudahnya transaksi lintas negara terjadi hanya melalui ketukan jari, memberikan harapan bagi pelaku usaha kecil untuk memutus rantai perantara yang panjang.
Namun, kenyataan di lapangan mengingatkan kita bahwa peluang ini tidak otomatis menghadirkan keadilan.
Masih ada jurang lebar yang menganga bagi mereka yang terhambat akses, tak dipungkiri di beberapa daerah masih sangat sulit untuk mendapatkan akses telekomunikasi terutama internet.
Pada akhirnya ruang digital memang terbuka seluas-luasnya, tetapi tidak semua orang masuk ke dalamnya dengan bekal yang sama, menciptakan kelas-kelas baru dalam struktur ekonomi digital kita.
Di tengah gegap gempita transaksi dan interaksi itu, ada harga sunyi yang terus kita bayar, yaitu privasi.
Tahun 2025 menjadi saksi betapa data pribadi telah menjadi mata uang utama. Kita semakin terbiasa menyerahkan kepingan informasi diri demi kemudahan akses, sering kali tanpa membaca syarat yang mengikatnya.
- Penulis: Redaksi
- Editor: dwa



















