Senin, 22 Des 2025
light_mode

Catatan Dari Pojok Digital 2025

  • calendar_month 3 jam yang lalu

Sayangnya, kecepatan kita mengadopsi teknologi belum diimbangi dengan ketatnya penjagaan terhadap jejak digital.

Kebocoran data yang kerap terjadi seolah menjadi berita harian yang cepat datang dan cepat pula terlupakan, meninggalkan celah keamanan yang sewaktu-waktu bisa menjadi bumerang bagi penggunanya.

Kesadaran akan risiko inilah yang akhirnya mulai menggeser makna literasi digital.

Kita mulai menyadari bahwa cakap digital tidak lagi sekadar soal kemahiran mengoperasikan aplikasi, tetapi sudah menyentuh wilayah etika dan kesehatan mental.

Ruang digital kini menjadi cermin dari dinamika sosial kita yang sering kali retak, ia bisa menjadi tempat solidaritas yang luar biasa, namun juga arena konflik dan polarisasi yang tajam.

Persimpangan Realitas 

Perbedaan pendapat begitu mudah berubah menjadi serangan personal, mengingatkan kita bahwa teknologi secanggih apa pun tidak akan pernah bisa menggantikan empati dan kedewasaan bersikap.

Beban masa depan ini tampak paling nyata pada wajah anak-anak dan remaja kita yang tumbuh besar di persimpangan realitas ini.

Mereka adalah generasi yang bertanya pada AI sebelum bertanya pada guru, dan membangun identitas di media sosial sebelum benar-benar mengenali diri di dunia fisik.

Mereka sangat cepat beradaptasi, namun di saat yang sama, mereka juga yang paling rentan terhadap distorsi realitas.

Tahun ini mengajarkan bahwa pendampingan digital di tingkat keluarga kini sama krusialnya dengan pendidikan formal.

Tanpa panduan nilai, teknologi bisa tumbuh jauh lebih cepat daripada kedewasaan pemakainya.

Bagikan Ke Teman
  • Penulis: Redaksi
  • Editor: dwa

Rekomendasi Untuk Anda

expand_less