Jejak Ikhlas K.H. Ahmad Dahlan: Membedah Literasi Filantropi di Balik Gurita Aset Muhammadiyah
- calendar_month 3 jam yang lalu


-
Lebih dari 170 perguruan tinggi
-
Ribuan sekolah (SD hingga SMA/K)
-
Sekitar 400-an rumah sakit dan klinik di bawah naungan PKU Muhammadiyah
-
Ratusan panti asuhan serta lembaga zakat yang dikelola secara profesional
Kemandirian finansial ini berakar pada konsep Sang Pencerah yang mengajarkan bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Muhammadiyah tidak bergantung pada satu donor tunggal, melainkan bertumpu pada sistem amal usaha yang mandiri dan akuntabel.
Spirit Al-Ma’un sebagai Landasan
Secara literasi keagamaan, gerakan ini dipicu oleh tafsir mendalam Kyai Dahlan terhadap Surah Al-Ma’un. Ayat-ayat tersebut tidak hanya diajarkan untuk dihafal, tetapi dipraktikkan melalui aksi nyata, seperti menyantuni anak yatim dan memberi makan orang miskin.
“Kyai Dahlan membangun sistem yang melampaui zamannya. Beliau menanamkan nilai bahwa organisasi harus memberi, bukan meminta,” tulis sejumlah catatan sejarah mengenai gerakan tajdid (pembaruan) Muhammadiyah.
Penutup: Berkah dari Keikhlasan
Keberhasilan Muhammadiyah menjadi organisasi kemasyarakatan dengan aset triliunan rupiah bukan semata hasil manajemen bisnis yang dingin. Ia merupakan manifestasi dari nilai keikhlasan yang diwariskan pendirinya. Kisah lelang perabot rumah tangga tersebut menjadi pengingat bahwa di balik megahnya gedung universitas dan rumah sakit Muhammadiyah, terdapat keringat serta harta pribadi seorang kyai yang sepenuhnya diwakafkan untuk umat.
- Penulis: Redaksi
- Editor: Nia



















