Pengubah Wajah Pesisir Jawa Tengah Bernama Desalinasi
- calendar_month 1 jam yang lalu


SEMARANG, puskapik.com – Di Desa Randusanga Kulon, Kabupaten Brebes, air laut kini tidak lagi sekadar menjadi latar kehidupan. Selama bertahun-tahun, air asin justru menjadi sumber persoalan, mulai dari merembes ke sumur, merusak sumber air, hingga memaksa warga membeli air bersih dari jarak jauh dengan biaya tinggi. Bagi masyarakat pesisir, pemenuhan kebutuhan air bersih bukanlah hal yang mudah.
Di desa pesisir yang bertahun-tahun dikepung air payau itu, warga kini bisa mengisi galon tanpa harus berjalan jauh atau membayar mahal. Airnya jernih, rasanya tawar, dan yang terpenting aman untuk diminum, bahkan untuk susu bayi. Kini keadaan mulai berubah.
Pada tahun pertama pemerintahannya di 2025, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi bersama Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen menunaikan janji kampanye mereka, menghadirkan solusi nyata bagi krisis air bersih masyarakat pesisir. Enam unit mesin desalinasi berdiri di berbagai wilayah Pantura, mengubah air payau menjadi air tawar yang siap diminum.
Program ini lahir dari kolaborasi lintas sektor, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, BUMD, dan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang sebagai pengembang teknologi. Dari enam unit desalinasi, tiga dibangun langsung oleh Pemprov Jateng melalui Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK), masing-masing di Desa Randusanga Kulon (Brebes), Desa Banjarsari Kecamatan Sayung (Demak), dan Desa Banyutowo Kecamatan Dukuhseti (Pati).
Satu unit lainnya dibangun BUMD Tirta Utama Jawa Tengah (TUTJ) di Rusunawa Slamaran, Kecamatan Krapyak Lor, Kota Pekalongan. Sementara dua unit tambahan berdiri di Kabupaten Demak dan Rembang melalui kolaborasi DPU BMCK dan Bank Jateng.
- Penulis: Setiawan
- Editor: Nia





















