Menjaga Waras
- calendar_month Sen, 16 Mar 2020

Meliburkan sekolah, menghentikan aktivitas umum, memang salah satu solusi. Ini bertujuan agar persebaran Covid-19 tidak makin merajalela. Agar grafik penderita corona bergerak melandai, tidak mengerucut. Tetapi kebijakan ini tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah.
Pertama, tidak adanya jaminan siswa benar-benar belajar di rumah. Kedua, tidak adanya jaminan anak-anak justru tidak kelayapan ke mana-mana. Ketiga, materi belajar jarak jauh belum sepenuhnya siap dan dimiliki oleh institusi pendidikan kita. Ke empat, tidak adanya jaminan masyarakat kelas bawah, tetap bisa makan jika tidak keluar rumah berhari-hari.Â
Maka patut juga dihargai keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono yang sampai hari ini tidak meliburkan sekolah di Yogyakarta. Sultan juga berpendapat, kondisi Jogja belum segawat Solo dan Jakarta. Sehingga tempat umum seperti pasar tradisional tetap dibebaskan beraktivitas. Pertimbangannya: kalau semua ditutup dua pekan, pedagang dan orang-orang kecil, mau makan apa?Â
Yang utama dilakukan adalah upaya pencegahan dengan edukasi pola hidup sehat. Memperkuat tim medis dengan segala fasilatas yang memadai dan jaminan pemerintah untuk menanggung biaya perawatan pasien yang positif corona, harusnya lebih dimaksimalkan. Ketimbang pemerintah malah menyumbang kepanikan dengan kebijakan yang wagu.
Karena sejatinya, yang membunuh kita bukanlah wabah virus corona. Tapi kepanikan dan tingkah polah kita sendiri, lebih-lebih kepanikan berlebihan dari pemerintah.
- Penulis: puskapik
























