PUSKAPIK.COM, Tegal – Meskipun baru akan diterapkan tanggal 30 Maret 2020 nanti, dampak rencana local lockdown di Kota Tegal sudah terasa. Salah satunya yang cukup terasa adalah suasana di jalan arteri Pantura Kota Tegal, Sabtu sore (28/03/202), yang terlihat lebih lengang dari biasanya.
Dua titik di jalan arteri pantura, yakni di depan Terminal dan Jalan Yos Sudarso telah dipasangi Water Barrier. Arus kendaraan dari arah Jakarta dan semarang, khususnya bus, truk dan kendaraan pribadi dialihkan melewati jalur lingkar utara.
Penutupan akses jalan di sejumlah titik, menjelang penerapan lockdown atau isolasi wilyah terbatas tersebut dikeluhkan para pengemudi angkutan umum. Rojikin (55), pengemudi angkutan jurusan Tegal-Banjaran, mengatakan, penutupan jalan jelas akan membuat penumpang makin sepi.
Baca Juga
“Jalan tidak ditutup saja sepi, bagaimana jika ditutup, pasti akan lebih sepi. Buat nutup setoran makin sulit,” kata Rojikin.
Komentar hampir sama diutarakan Eka Safiri (40), pedagang siomay yang biasa mangkal di kawasan Alun-alun Kota Tegal. Menurut Eka, sejak kawasan alu -alun ditutup, dirinya setiap hari merugi karena sepi pembeli. Eka menuntut Pemkot Tegal memberikan kompensasi uang untuk biaya hidup harian.
“Biasanya bisa dapat Rp 200 ribu sehari, sekarang nyari Rp 10 ribu saja susahnya bukan main karena nggak ada pembeli. Saya minta wali kota memberi uang biaya hidup harian,” ujar Eka.
Menanggapi tuntutan warga, Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, mengatakan, dengan menggunakan anggaran tidak terduga, pihaknya akan menyalurkan bantuan melalui dinas sosial dan bekerja sama dengan Bulog.
“Kita akan berikan bantuan untuk warga yang terdampak local lockdown. Tapi, bentuknya uang atau bahan pangan sedang dalam pembahasan,” kata Dedy Yon.
Dalam pelaksanaannya nanti, ada sekitar 50 titik akses jalan kota yang ditutup menggunakan pembatas beton. Penutupan akses jalan akan dimulai hari Minggu siang 29 Maret 2020 dan ditargetkan selesai sore harinya.
Kontributor : Wijayanto
Editor : Amin Nurrokhman
Baca Juga