PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Jam malam berlaku di Kota Pekalongan, mulai 1 April pukul 21.00 sampai 04.00 WIB sampai batas waktu belum ditentukan. Dampak jam malam sangat terasa, suasana kota batik ini yang biasanya ramai penuh aktivitas warga menjadi sepi dan jalanan lengang. Pedagang makanan rugi hingga 50 persen.
Suasana lengang terjadi di Seperti di alun- alun, Lapangan Mataram, juga sepanjang jalan dalam kota yang biasanya penuh warga, mulai Rabu malam sampi Kamis subuh 2 April 2020 tadi pagi sangat sepi.
Sejumlah pedagang makanan nampak masih mencoba bertahan sampai menjelang jam malam diberlakukan. Namun kondisi barang dagangnya juga sepi pembeli, karena warga dilarang keluar rumah.
Baca Juga
“Saya terpaksa berjualan hingga menjelang jam malam. Karena ini adalah satu-satunya penghasilan keluarga. Dampak jam mala mini sangat terasa. Kami harus menanggung kerugian sampai lebih 50 persen bahkan tidak laku, karena sepinya pembeli,” kata Abdul Rojak, pedagang nasi Megono.
Abdul Rojak mengaku, dirinya memang sudah tahu pemberlakuan jam malam. Tetapi karena warungnya adalah satu-satunya sumber penghasilan ia tetap menggelar dagangannya. “Saya buka lebih gasik, agar jam sembilan malam saya bisa tutup warung, karena jam itu jam malam mulai berlaku. Tetapi tetap saja sepi pembeli. Mungkin karena baru malam pertama. Semoga besok-besok tidak. Pelanggan saya bisa beli sebelum jam malam,” ujarnya.
Sri Budi Santosa, Kepala satpol pp kota pekalongan , menyebutkan ,agar jam malam efektif, dilakukan patroli oleh tim gabungan satpol PP, TNI ,Polri juga Polisi Militer. “Tim ini berkeliling sambil terus meminta warga untuk tidak beraktivitas malam hari dan berdiam diri di rumah agar terhindar covid 19 atau corona. Pedagang makanan atau minuman juga pedagang kecil harus tutup sebelum jam 9 malam, toko juga tempat keramaian harus dihentikan atau diliburkan sampai jam malam dicabut,” jelasnya .
Seluruh kota dilakukan patroli keliling dibagi per kecamatan oleh tim gabungan tersebut dan akan terus dilakukan setiap malam. “Jam malam ini diharapkan bisa lebih efektif memutus rantai penularan virus corona.
Kontributor : Suryo Sukarno
Editor : Amin Nurrokhman
Baca Juga