PUSKAPIK.COM, Tegal – Di saat banyak sektor usaha terdampak pandemi virus corona, usaha Sarung Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) di Kota Tegal, justru kebanjiran pesanan, baik dari dalam maupun luar negeri. Itu yang dialami salah satu Produsen Sarung ATBM di Jalan Gajah Mada, Kota Tegal.
Jamaludin Al Katiri, pemilik perusahaan sarung itu, Senin 6 April 2020 menyebut, produksi sarung meningkat dari 1000 kodi per minggu menjadi 2000 kodi per minggu. Itu karena dia harus memenuhi banyaknya pesanan menjelang Ramadhan, baik dari dalam negeri maupun ekspor.
“Untuk pesanan kami tidak mengalami masalah. Ekspor meningkat sekitar 200 persen. Bahkan saat ini ada permintaan model dan motif terbaru,” kata Jamal.
Baca Juga
Jamal menambahkan, untuk memenuhi pesanan, dia menambah karyawan yang bekerja di rumah, untuk menjahit, pelipatan dan pemasangan merk. Ini sekaligus untuk mendukung imbauan bekerja di rumah selama pandemi virus corona.
Sejauh ini, kata Jamal, kendala yang dihadapi hanya persoalan waktu pengiriman yang molor cukup lama, baik pengiriman antar-pulau maupun ekspor. Molornya waktu pengiriman karena banyak yang tertahan di pelabuhan.
“Untuk pengiriman antar-pulau bisa molor sampai 4 minggu, dari biasanya 1 minggu. Sedangkan pengiriman ekspor sampai 2 bulan dari biasanya 1 bulan,” ujar Jamal.
Dengan lamanya waktu pengiriman, berdampak pada molornya transaksi pembayaran. Faktor lain yang mempengaruhi transaksi, adalah tutupnya sejumlah pasar di Jakarta, seperti Pasar Tanah Abang.
“Tutupnya Pasar Tanah Abang juga menjadi salah satu faktor keterlambatan transaksi pembayaran. Mudah-mudahan sebelum bulan Puasa sudah buka,” ujar Jamal.
Menurut Jamal, pandemi Covid-19 justru berdampak positif bagi dunia usaha tekstil nasional maupun internasional. Pasalnya, produk printing tiruan dari Tiongkok yang biasanya membanjiri pasar, kini sudah tak ada lagi.
Kontributor : Wijayanto
Editor : Amin Nurrokhman
Baca Juga