Tak Dapat Bantuan, Belasan Ibu Rumah Tangga Protes Kepala Desa

Belasan ibu rumah tangga menggeruduk Kantor Kepala Desa Gembongdadi, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Senin siang, 11 Mei 2020. Mereka menilai pembagian bantuan tidak tepat sasaran.FOTO/PUSKAPIK/WIJAYANTO

PUSKAPIK.COM, Tegal – Belasan ibu rumah tangga di Desa Gembongdadi, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, menggeruduk kantor kepala desa setempat, Senin siang 11 Mei 2020. Mereka memprotes tidak meratanya bantuan sosial (bansos) untuk warga miskin terdampak Covid-19. Warga menilai bantuan yang disalurkan tidak tepat sasaran.

“Saya ini janda, usia saya sudah lanjut, tapi kenapa saya tidak dapat bantuan,” kata Carti, salah satu warga RT 03 RW 02 Desa Gembongdadi, saat bertemu Kepala Desa Gembongdadi Karyoto dan sejumlah perangkatnya.

Wanita 70 tahun ini menilai, bantuan yang dibagikan pemerintah salah sasaran. Pasalnya, banyak penerima bantuan adalah warga yang mampu. Sedangkan warga yang berstatus janda dan jompo diabaikan.

“Bantuannya tidak tepat sasaran. Yang mampu malah dikasih yang tidak mampu, jompo, janda malah gak dapat,” ujarnya.

Warga lainnya, Carimah, yang berstatus janda mengaku juga belum menerima bantuan apapun. Wanita berusia 69 tahun ini berharap supaya pemerintah desa adil dalam pembagian bansos. Sehingga warga miskin yang benar-benar terdampak Covid-19, bisa mendapatkan bantuan.

“Pembagiannya mbok yang adil. Kita juga butuh bantuan untuk bertahan hidup di tengah pandemi corona ini,” ujarnya.

Warga lainnya, Sutriah (65), yang berdomisili di RT yang sama, mengaku saat ini sedang mengalami kesulitan ekonomi. Suaminya sudah tidak bisa bekerja lagi karena lumpuh. Setiap hari, dirinya hanya mengandalkan pemberian dari anaknya. Namun, anaknya saat ini juga sedang menganggur.

“Saya yang butuh bantuan malah tidak dapat. Tapi warga yang mampu malah dapat. Ini pendataannya bagaimana,” keluhnya.

Menanggapi protes dari warganya, Kepala Desa Gembongdadi, Karyoto, meminta warganya untuk bersabar. Sebab bantuan dari pemerintah dibagikan secara bertahap. Bantuan juga tidak hanya dari satu sumber. Tapi lebih dari 4 sumber.

Karyoto menyebut, selain dari pemerintah pusat, juga ada dari pemerintah provinsi, Pemkab Tegal dan pemerintah desa. Bahkan, pemerintah desa juga sudah menyediakan anggaran sebesar Rp 504 juta yang berasal dari Dana Desa (DD). Anggaran itu disiapkan untuk warga yang belum menerima bantuan.

“Masyarakat jangan khawatir. Insya Allah semua warga miskin dapat bantuan. Tapi bertahap. Tolong yang sabar,” jelasnya.

Menurutnya, semua desa saat ini memang sedang pusing dengan pembagian bansos. Mayoritas pendataan dari desa tidak selaras dengan pemerintah daerah maupun propinsi dan pusat.

“Saya juga marah. Kenapa data yang kami ajukan tidak dipakai. Malah data lama yang dipakai. Jadi banyak yang tidak tepat sasaran. Coba kalau diserahkan ke desa pasti tepat sasaran,” tandasnya.

Kontributor : Wijayanto
Editor : Amin Nurrokhman

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!