PUSKAPIK.COM, Pemalang – Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemalang melatih pemuda sebagai wirausahawan.
Disampaikan, Kepala Disparpora Pemalang, Sapardi, Kamis 24 Juni 2020, pemuda dari 14 kecamatan se-Kabupaten Pemalang ini tergabung dalam satu wadah yakni Satgas Pemuda.
Satgas Pemuda bertujuan untuk edukasi terutama ekonomi agar mereka mempunyai keterampilan dam bisa mandiri.
“Hari ini kita latih Satgas Pemuda dalam klaster kewirausahaan pembudidayaan tanaman porang,” ujarnya.
Dalam pelatihan ini Disparpora melibatkan petani porang asal Madiun, kang Paidi dan Petani porang Salatiga, Doni Setiawan yang juga sukses mengkampanyekan tanaman porang di wilayahnya.
Sosok Paidi inilah yang menjadi daya tarik para peserta pelatihan. Karena selain dikenal sebagai miliarder dari tanaman porang, Paidi juga pernah diundang sebagai narasumber di program ‘Kick Andi’ dan ‘Hitam Putih’.
“Harapannya satgas pemuda bisa berkontribusi dalam kegiatan sosial dan ekonomi, khususnya ekonomi kreatif,” ungkap Sapardi.
Komandan Satgas Pemuda, Mukhlisin, menyampaikan, peserta pelatihan hari ini 100 orang diambil dari 14 kecamatan se-Kabupaten Pemalang.
“Masing-masing kecamatan ada kordinatornya dan mengambil minimal 6 pemuda di kecamatannya untuk ikut pelatihan ini, kedepannya kita akan buat kordinator ditingkat kelurahan/desa,” ungkapnya.
Salah satu peserta asal Desa Bojongnangka, Kecamatan Pemalang, Awal Kurnia (24), mengaku senang dan antusias dalam pelatihan ini. Ia juga sudah mempraktikan dengan menanam 10 tanaman porang di rumahnya.
“Kalau ini berhasil saya akan mengajak pemuda-pemuda setempat untuk ikut menanam porang,” ujarnya.
Tanaman Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies amorphophallus muelleri.
Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan “jelly” yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke Jepang.
Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, demikian dilansir laman resmi Kementerian Pertanian.
Porang adalah tanaman yang toleran dengan naungan hingga 60%. Porang dapat tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 sampai 700 mdpl.
Dilihat dari nilai ekonomisnya tanaman porang memiliki nilai strategis untuk dikembangkan, karena punya peluang yang cukup besar untuk diekspor.
Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang pada tahun 2018 tercatat sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor yang mencapai Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dan lain sebagainya. ini
Penulis : Baktiawan Candheki
Editor : Amin Nurrokhman