PUSKAPIK.COM, Kota Pekalongan – Pengelolaan dan pengolahan sampah menjadi fokus utama yang tengah diseriusi oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Salah satunya menggalakkan Program Ayo Pilah Sampah dan Menabung di Bank Sampah, InshaAllah Berkah.
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering yang dipilah dan memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung pun disebut sebagai nasabah karena sama halnya dengan bank biasa yang memiliki buku tabungan.
Kepala Seksi Pelayanan Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, Yuliastri menjelaskan, pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menangani sampah dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Terlebih, dalam peringatan World CleanUp Day (WCD) yang diinisiasi sejak 2018 sebagai ajang bersih-bersih sampah ini berupaya untuk terus menggalakkan kepedulian masyarakat agar turut serta berperan aktif membantu pemerintah mengatasi permasalahan sampah.
Baca Juga
“Sebenarnya peringatan WCD ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2018 melalui aksi membersihkan sampah-sampah yang berada di seluruh kawasan di perkotaan hingga tingkat kelurahan secara serentak. Sampah-sampah dikumpulkan, dipilah terlebih dahulu mana yang anorganik dan organik untuk kemudian bisa dibawa ke bank sampah induk,” kata Yuli saat kegiatan Aksi Pungut Sampah dalam rangka Peringatan World Cleanup Day Tahun 2020 di Stadion Hoegeng Kota Pekalongan, Jumat, 18 September 2020.
Diungkapkan Yuli, masyarakat yang menabung di bank sampah akan mendapatkan buku rekening tabungan sebagai catatan pemasukan tabungan sampah yang dapat diakumulasikan dan dicairkan setiap bulan menjadi pundi-pundi rupiah, sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dan sudah dipilah masyarakat baik individu maupun kelompok akan ditimbang dan dihargai sesuai dengan berat dan jenisnya.
“Masyarakat bisa mulai memilah sampah rumah tangga di antaranya sampah organik dan yang bisa didaur ulang dimana sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat, bisa disetor ke bank sampah induk. Di sana, sampah bernilai ekonomi seperti botol plastik, kardus dan lain-lain bisa dijual yang secara tidak langsung juga dapat berdampak pada meningkatnya taraf ekonomi masyarakat. Untuk harga nilai jualnya masing-masing, misalnya saja sampah plastik mulai dari Rp300-Rp2.000 per kilogram, sampah botol mulai dari Rp100-Rp800, kertas-kertas mulai dari Rp700-Rp1.600 per kg, sampah berupa bahan atom, besi, aluminium juga bisa ditabung dan dijual di Bank Sampah Induk Kota Pekalongan,” papar Yuli.
Ia menambahkan, dalam peringatan WCD 2020, Bank Sampah Induk Kota Pekalongan turut berpartisipasi mengajak masyarakat untuk mulai sadar memilah sampah mulai dari rumah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban atau volume sampah yang terkirim di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Dalam peringatan WCD Tahun 2020 yang digelar hari ini, kami berpartisipasi dalam menggelar lomba mengumpulkan dan memilah sampah, bagi individu, instansi maupun kelompok yang berhasil mengumpulkan sampah terberat kami berikan doorprize. Di tengah-tengah acara peringatan WCD saja, alhamdulillah banyak sekali yang berpartisipasi dan sampah yang berhasil dikumpulkan kurang lebih 0,5 ton sampah. Mudah-mudahan aksi ini tidak hanya berhenti pada hari ini saja, namun bisa berkelanjutan. Masyarakat bisa terus memilah sampahnya dari rumah kemudian bisa secara kelompok atau individu untuk menjual atau menabung ke Bank Sampah Induk Kota Pekalongan yang berlokasikan di Kelurahan Kuripan Kertoharjo,” kata Yuli.
Kontributor: Suryo Sukarno
Editor: Faisal M
Baca Juga