Ribuan Hektar Kawasan Pantai Kritis, 24 Ribu Pekerja Tanam Mangrove

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Brebes – Setidaknya 24 ribu pekerja dilibatkan melalui program padat karya, menanam mangrove, untuk memulihkan kembali kawasan pantai yang kritis.

Dari 600 ribu hektar kawasan pantai yang rusak ini, paling parah berada di Papua dan Maluku. Untuk mengembalikan ekosistem hutan pantai ini, Pemerintah Indonesia menyediakan anggaran Rp 406 miliar.

Plt Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hudoyo mengatakan, program perbaikkan hutan pantai ini, menggunakan sistem padat karya.

Cakupannya dalam setiap hektar ditanami 1000 bibit mangrove. Dengan kelestarian lingkungan ini, nantinya akan menimbulkan dampak ekonomi bagi warga. Baik untuk pariwisata maupun usaha di sektor perikanan.

Program pemulihan hutan melalui padat karya ini sekaligus untuk memulihkan ekonomi warga yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19. Karena warga ikut dilibatkan dalam reboisasi dengan upah Rp.100 ribu per hari.

“Di negara kita ada 600 ribu hektar lahan pesisir yang kritis. Ini perlu segera direboisasi. Caranya dengan program padat karya. Dengan program ini sekaligus bisa membantu ekonomi warga yang sedang terpuruk akibat pandemi ini,” ungkap Hudoyo kepada wartawan saat meninjau pelaksanaan program padat karya reboisasi di pantai Cemara, Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari, Brebes, Jawa Tengah, Kamis 8 Oktober 2020.

Melalui program padat karya ini, diharapkan bisa mencapai dua target sekaligus. Pertama, lahan kritis bisa direvoisasi dan kedua membantu perekonomian warga yang terdampak COVID-19.

“Pertama, target padat karya untuk pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Pogram padat karya ini untuk penyerapan tenaga kerja dari rakyat kecil agar mendongkrak daya beli masyarakat. Kedua, pelestarian lingkungan di wilayah mangrove untuk masa depan,” beber Hudoyo.

Setiap warga yang terlibat dalam program ini mendapat upah sebesar Rp.100 ribu per hari. Upah tersebut di luar biaya operasional seperti sewa perahu dan lainnya termasuk bibit.

“Prinsip padat karya penanaman mangrove ini bertujuan menolong masyarakat. Mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp.100 ribu perhari sambil membenahi lingkungan di seluruh Indonesia,” sambung Hudoyo.

Khusus untuk penanaman mangrove di wilayah Desa Sawojajar, Ketua Kelompok
Pelestari Sumber Daya Alam, Munasir menjelaskan, ada 25 hektar lahan pesisir yang kondisinya kritis dan ikut dalam program tersebut. Ada 64 orang warga yang dilibatkan dalam program ini.

“Luasnya ada 25 hektar di Sawojajar. Pekerjanya sekitar lingkungan Sawojajar yang merupakan warga pesisir. Sekaligus anggota Pokdarwis yang juga ibu ibu pedagang di pulau cemara. Mereka dilibatkan karena sepinya pengunjung selama pandemi,” ujarnya.

Kontributor : Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman

Berita Lainnya :

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!