PUSKAPIK.COM, Brebes – Salah satu wilayah yang menjadi langganan banjir tiap musim hujan di Brebes adalah kawasan perkotaan.
Di Brebes kota, hampir semuatitik menjadi langganan banjir. Salah satunya adalah di kawasan alun alun, Kelurahan Pasarbatang, Kelurahan Brebes dan beberapa tempat lain.
Kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah warga. Alasannya, genangan air tidak hanya menutup jalan, melainkan pula masuk ke rumah.
Arien (41) warga Kelurahan Pasarbatang mengatakan, lingkungannya selalu menjadi langganan banjir bila turun hujan cukup deras. Biasanya, bila hujan mengguyur selama 30 menit atau lebih, jalan jalan dipastikan akan tertutup air. Ketinggiannya air bahkan mencapai 50 cm. Bahkan, jika hujan turun lebih lama, air akan naik dan masuk menggenangi bagian rumah.
“Di sini selalu banjir kalau hujan deras. Hujan 30 menit saja, air menutup jalan sampai ketinggian 50 cm. Kalau hujannya lebih lama air masuk garasi rumah,” katanya, Senin 2 November 2020.
Kondisi saluran buangan di lingkungan pemukiman menjadi penyebab terjadinya banjir. Sehingga jika terjadi genangan pasca hujan, maka air akan surut dalam waktu cukup lama.
“Setiap kali hujan pasti banjir. Sudah berlangsung selama bertahun tahun,” sambungnya.
Terkait saluran drainase yang sering menjadi penyebab banjir di kawasan kota, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Kabupaten Brebes, Abdul Majid mengatakan, saluran buangan yang ada belum bisa menampung dan mengalirkan air hujan.
Hal ini akibat banyaknya sampah di dalam salurah tersebut. Di samping itu adanya perbedaan elevasi ketinggian jalan dan permukiman warga.
“Banyak masyarakat yang menutup saluran drainase sehingga menyulitkan pembersihan sampah yang tersumbat. Sehingga tumpukan sampah itu menghambat air buangan,” jelas Majid.
Saat ini, pihaknya sudah melakukan upaya untuk meminimalisir terjadinya banjir jika hujan turun. Salah satunya adalah melebarkan saluran pembuangan di wilayah hilir serta pembersihan sampah sampah.
“Sekarang sudah lumayan baik meski masih tetap ada genangan. Acuannya kalau ada genangan, dalam waktu satu jam langsung hilang airnya. Sebelumnya, sampai dua jam lebih baru surut,” bebernya.
Kontributor : Fahri Latief
Editor : Amin Nurrokhman