PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kabupaten Pemalang memiliki beragam makanan khas, mulai dari Grombyang, Lontong Dekem, Sate Loso, Kepiting Gemes dan masih banyak yang lainnya. Tak berhenti di situ, kuliner di Kota Ikhlas juga meliputi jajanan.
Mungkin masyarakat selama ini familiar dengan salah satu jajanan khas dari Pemalang timur, Kue Apem Comal. Namun, rupanya ada juga varian kue apem lain di Pemalang selatan, Kue Apem Wanarata, khas Desa Wanarata, Kecamatan Bantarbolang, Pemalang.
Naimah, pembuat Apem Wanarata mengatakan, usahanya ini sudah digeluti keluarganya sedari dulu. Dirinya, merupakan generasi ke-tiga dari usaha turun temurun ini.
“Usaha ini sudah ada sejak tahun 80-an, Alhamdulillah sampai sekarang masih tetap eksis dan mampu bersaing dengan produk lainnya,†kata Naimah, Kamis 1 April 2021.
Diterangkan Naimah, Apem Wanarata ini berbeda dengan Apem Comal, mulai dari segi bentuk dan bahannya.
Jika Apem Comal berbentuk gepeng, Apem Wanarata ini cenderung berbentuk bulat dan nampak montok.
“Kalau apem Comal biasanya pakai gula kelapa, sedangkan kalau kita pakai gula aren sehingga secara rasa lebih natural dan tidak bosenin,†terang Naimah.
Naimah menuturkan, awalnya Apem buatan turun temurun ini hanya dipasarkan di sekitar Desa Wanarata, dan pasar sekitarnya.
Namun, mengikuti perkembangan zaman, dirinya juga memasarkan melalui media sosial (medsos). Sejak menjajal pemasaran via medsos, Naimah mengaku kerap kebanjiran pembeli, meski ditengah pandemi Covid-19.
Rata-rata produksi Apem Wanarata ini, dalam sehari berkisar 1000 hingga 2000 kue yang siap dikirim.
“Kalau hari besar pesanan bisa sampai 3000 sampai 5000 perhari, tidak jarang kami merasa kewalahan sehingga ada beberapa yang tidak kebagian,†ungkap Naimah.
Namun sayangnya, Naimah menuturkan, hingga kini belum ada upaya mempromosikan makanan Apem Wanarata sebagai bentuk perhatian, baik dari pemerintah desa, maupun daerah.
Harapannya, pemerintah bangga dengan jajanan asli Desa Wanarata ini, sehingga promosi dan pemasaran bisa berkembang lebih luas, dan terkenal di luaran sana.
Penulis : Eriko Garda Demokrasi
Editor: Amin Nurrokhman