PUSKAPIK.COM, Brebes – Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sejumlah sekolah dasar di Kabupaten Brebes, terhambat, karena tidak memiliki ruang kelas yang. Harapan siswa untuk menempati kelas yang nyaman pupus lantaran proses renovasi sekolah terancam tidak selesai sesuai batas waktu yang ditentukan.
Kasubag Evaluasi dan Pelaporan Administrasi Pembangunan Setda Brebes, Andriyani, saat dikonfirmasi Jumat 19 November 2021 membenarkan, adanya proyek renovasi sekolah yang terancam tidak selesai sesuai jadwal. Konsekwensi dari masalah ini, sambung Andriyani, maka pemerintah tidak akan membayar pekerjaan tersebut.
“Kontraknya kritis dan kecil kemungkinan bisa selesai sesuai target. Kalau tidak selesai maka tidak dibayar dan pekerjaan tidak dilanjutkan. Ini yang dirugikan adalah masyarakat penerima manfaat dari anggaran itu. Harusnya siswa bisa belajar dengan nyaman di dalam kelas yang bagus, tapi tidak terealisasi,” ungkapnya.
Baca Juga
Andriyani menuturkan, Kabupaten Brebes mendapatkan DAK APBN untuk pendidikan sebanyak 62 paket pekerjaan dengan total anggaran Rp. 38.498.603.932. Dari 62 paket pekerjaan itu, ada enam pekerjaan yang masuk kontrak kritis karena kecil kemungkinan bisa selesai sesuai batas waktu pekerjaan.
Enam sekolah ini masing masing SD Negeri Karangjunti 01 anggaran Rp.1,193 milyar, progres 44 persen; SD Negeri Pangabean 04 anggaran Rp.625.185.000, progres 56 persen; SD Negeri Karangsambung 01 anggaran Rp.677.614.000 progres 56,34 persen, SD Negeri Kubangputat 01, anggarab Rp.371.519.000, progres 41,54 persen; SD Negeri Karangreja 01 anggaran Rp.366.277.000 progres 73 persen dan anggaran Rp. 366.777.000; dan SD Negeri Cenang 04 anggaran Rp.509.000.000 progres 54 persen.
Andriyani mengungkap, kontrak kerja enam paket proyek pembangunan itu akan berakhir antara 20 sampai 26 November. Dengan progres yang masih sangat sedikit itu, Andriyani mengaku pesimis akan bisa diselesaikan.
“Kecil kemungkinan bisa selesai karena batas akhirnya antara 20 sampai 26 November. Ini tinggal beberapa hari lagi masuk batas akhir, sementara progresnya rata rata masih di bawah 60 persen,” timpal Andriyani.
Lazimnya, tambah Andriyani, menjelang batas akhir kontrak kerja, progresnya sudah mencapai di atas 90 persen. Namun pada kenyataannya, tandas dia, masih ada yang masih dalam proses memasang pondasi bangunan.
Salah satu sekolah yang progresnya masih sangat rendah adalah SD Negeri Pengabean 4 Losari. Sehari menjelang batas akhir masa kontrak tanggal 20 November 2021, renovasi itu masih dalam tahap mengerjakan pondasi bangunan UKS dan WC. Sedangkan bangunan kelas sedang mengerjakan pemasangan genteng, pengacian dinding dan belum memasang keramik.
Ditemui di kantornya, Kepala SD Negeri Pangabean 04, Abu Khaeron mengatakan, pekerjaan rehab sekolah ini meliputi empat ruang kelas, satu ruang untuk guru, UKS dan kamar mandi. Hingga saat ini belum ada satu ruanganpun yang selesai.
“Belum ada yang selesai. Masih dalam pengerjaan,” tandasnya.
Belum selesainya revitalisasi ruang kelas tersebut membuat pihak sekolah melakukan sistem sift dalam proses KBM. Kelas rendah yakni kelas I, II dan III masuk sift pagi dan kelas IV, V dan VI masuk siang.
“Kalau total itu rombongan belajar (Rombel) nya ada 12 dan kelasnya ada 10. Jadi, ada rombel yang menempati ruang perpustakaan dan ada satu kelas lain dilakukan bergantian yaitu di kelas dua,” ucapnya.
Dirinya berharap, revitalisasi ruang kelas di SD Negeri Pangabean 04 tersebut bisa terselesaikan. Sehingga, para siswa semuanya bisa berangkat pagi, tanpa harus bergantian.
Salah seorang wali murid, Masroah (40) meminta kepada tim pelaksana untuk bisa segera menyelesaikan proses revitalisasi ruang kelas tersebut. Sehingga, anaknya bisa mendapatkan pelajaran dengan tenang tanpa harus bergantian.
“Anak saya ada yang berangkat pagi ada juga yang siang. Jadi melihatnya kasihan gitu. Jadi saya harap revitalisasi ini bisa segera selesai, sehingga anak saya dapat ruang kelas yang bagus,” ucapnya.
Sejumlah siswa juga mengungkapkan ketidak nyamanan sekolah dengan sistem bergantian. Pandu Wirayuda Utama, murid kelas VI mengaku kurang betah jika berangkatnya menggunakan siatem sift.
“Kurang betah. Jadi harapannya ada ruang kelas baru yang enak buat belajar,” ucapnya.
Menanggapi masih adanya rehab sekolah yang masih jauh dari target, Sekertaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Brebes Rojat mengatakan, pihaknya sudah sejak awal mewanti-wanti kepada pihak pelaksana untuk proses pengerjaan ini selesai tepat waktu.
Beberapa pihak pelaksana pekerjaan, kata Rojat telah mengajukan addendum (perpanjangan durasi pekerjaan). Namun pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu terkait aturan addendum tersebut.
Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman
Baca Juga