PUSKAPIK.COM, Pemalang – Ofisial tim Perselo FC (Banjarmulya) mengungkapkan secara detil ‘insiden maut’ semifinal Liga 3 Askab PSSI Pemalang di Stadion Mochtar, yang membuat nyawa Sarifudin (26) melayang. Mereka menyebut, kelalaian panitia jadi ‘biang kerok’ insiden maut ini.
Ketua official tim Perselo FC, Fathurozaq (28), mengungkapkan, insiden maut dalam laga Perselo FC (Banjarmulya) vs Putra Jaya FC (Kramat) itu terjadi di menit-menit terakhir jelang peluit panjang berakhirnya pertandingan, sekitar pukul 16.00 WIB.
Saat itu, Perselo FC unggul 3 – 1 dari Putra Jaya FC. Suasana penonton sejatinya mulai memanas di tengah babak pertandingan, saat salah satu pemain Perselo FC ke kamar mandi dan dilempari botol air mineral oleh suporter Putra Jaya FC.
Suasana makin semrawut kala tribun tengah (berkanopi) tempat duduk para ofisial tim yang juga menjadi sekat kedua suporter dibuka. Pintu tribun tengah itu dibuka oleh panitia untuk suporter Putra Jaya FC.
Puncak kericuhan terjadi saat suporter Putra Jaya FC melempari air mineral, payung, tas, sandal, dan lain-lain ke para suporter Perselo FC. Dengan jarak yang dekat, cekcok antarsuporter pun bergemuruh.
Para saksi mata juga mengatakan, saat itu suporter Putra Jaya FC dengan bebasnya bisa turun ke lapangan. Sedangkan pintu tribun suporter Perselo FC dikunci panitia sejak awal pertandingan.
Di tengah kericuhan itu, sejumlah ofisial Perselo FC, termasuk Sarifudin yang berada di tribun tengah ikut melerai agar aksi lempar-melempar barang dihentikan. Namun nahas, Sarifudin justru dikeroyok suporter Putra Jaya FC.
“Karena banyak orang kan ketendang. Tadinya di tribun atas, terus saya bawa ke bawah, waktu mau turun karena banyak massa akhirnya ketendang,” kata Fathurozaq kepada Puskapik.com, usai pemakaman Minggu, 2 Januari 2022.
Nasib malang menimpa Sarifudin. Ia terjatuh dari pagar pembatas tribun tengah ke dasar lapangan setinggi 3 meter dengan posisi didahului kepala disusul bagian pinggang.
Sarifudin langsung dilarikan ke RSUD dr M Ashari. Namun dengan alasan keterbatasan alat medis, Sarifudin akhirnya dirujuk ke RS Tugurejo Semarang untuk mendapatkan perawatan intensif dalam posisi koma.
“Begitu jatuh langsung kita larikan ke rumah sakit, itu yang membawa kita sendiri ofisial tim, secara mandiri, bukan panitia. Bahkan waktu jatuh itu Sarifudin masih sempat dihajar,” katanya.
Mirisnya berdasarkan penuturan para saksi, jumlah panitia dalam pertandingan itu tak seberapa, hanya sekitar 10 orang, termasuk wasit. Tiket pertandingan semifinal ini dibanderol panitia dengan harga Rp12.000 per orang.
“Kami sangat menyayangkan pintu tribun tengah dibuka panitia, titik. Kalau tidak dibuka dua insiden tak terjadi, yang pertama kejadian pengeroyokan, kedua penonton (Putra Jaya FC) tak turun dari tribun,” katanya.
Fathurozaq mengatakan, saat ini tim Perselo FC serta keluarga Sarifudin, masih merasakan duka mendalam atas insiden itu. Ia berharap, kejadian konyol ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
“Masalah hukum dalam insiden ini kita serahkan ke aparat penegak hukum. Namun tetap kita kawal, apabila dalam proses ada hal yang sekiranya ganjil,” kata Fathurozaq bersama para ofisial tim Perselo FC.
Seperti diketahui, Sarifudin meninggal Sabtu, 1 Januari 2022 sekitar pukul 19.30 WIB, setelah koma di RS Tugurejo Semarang sejak beberapa hari lalu. Jenazah tiba di rumah duka RT 1/RW 14 Dusun Karyamukti, Desa Banjarmulya dini hari tadi.
Sarifudin dikeroyok dalam bentrokan suporter pertandingan semifinal Liga 3 Askab PSSI Pemalang yang mempertemukan klub Desa Kramat vs Desa Banjarmulya, Selasa, 28 Desember 2021, di Stadion Mochtar.
Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M