Sudah 13 Hari, Pria Depresi di Pemalang Masih Bertahan Nangkring di Pohon

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Sudah belasan hari pria asal Pekalongan yang memanjat pohon pinus setinggi 20 meter di Desa Banyumudal, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, belum mau turun.

Berbagai upaya sudah dilakukan Tim Rescue dan aparat pemerintah setempat untuk membujuk pria bernama Lukman itu agar mau turun dari atas pohon, termasuk mendatangkan keluarganya.

Tim Rescue dan aparat pemerintah setempat membawa keluarga Lukman ke hutan pinus Blok Sirawa atau Blok 3310 Desa Banyumudal, tempat dimana Lukman nangkring di atas pohon.

Baca Juga

Loading RSS Feed

“Kemarin kita ajak pihak keluarga, Mas Nur Fatoni dan temannya ke Blok Sirawa, Blok 3310. Tapi sampai jam 18.30 WIB belum mau turun,” tutur Umroni, Camat Moga, Kamis 13 Oktober 2022.

Kesulitan komunikasi menjadi kendala upaya penyelamatan Lukman. “Terakhir komunikasi dengan Mas Nur Fatoni, katanya (Lukman) mau turun kalau (situasi) sudah sepi,” ungkap Umroni.

Herannya, Lukman mampu bertahan belasan hari di atas pohon tanpa makan dan minum. Diperkirakan, sudah 13 hari Lukman nangkring di atas pohon. Pasalnya saat ditemukan Senin lalu, ia disebut sudah 9 hari di atas pohon setinggi 20 meter itu.

“Saksi mata pertama lihat Lukman lewat depan rumahnya dengan baju yang sama itu sudah sekitar satu minggu lalu, berarti sudah 9 hari ini.” kata Ardian Firdos, Korlap Tim Rescue, Senin 10 Oktober 2022 lalu.

Diberitakan sebelumnya, Senin 10 Oktober 2022, pria depresi ditemukan warga memanjat pohon pinus setinggi 20 meter di Desa Banyumudal Kecamatan Moga Kabupaten Pemalang.

“Sampai sekarang orangnya belum mau turun, sudah seminggu lebih, sekitar 9 hari.” kata Ardian Firdos, Korlap Tim Rescue, kepada wartawan, Senin 10 Oktober 2022.

Pria itu pertama kali ditemukan oleh warga yang tengah mencari rumput dan penyadap pinus. Tim Moga Rescue dan MDMC Moga mengungkapkan, pria tersebut berasal dari Kabupaten Pekalongan.

“Kata pencari rumput, dia itu cuma mengatakan asal dari Pekalongan, namanya Lukman, kerja di Desa Sima.”

“Katanya kerja ikut boss Hardiana. Tapi kalau logat bicaranya memang khas bandek Pekalongan.” tutur Ardian Firdos.

Namun, kata Ardian, Tim Moga Rescue dan MDMC Moga belum mendapat kepastian informasi identitas pria tersebut, lantaran kendala komunikasi akibat gangguan mental yang dialaminya.

Penulis : Eriko Garda Demokrasi

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!