PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Sebagai upaya meningkatkan pemahaman remaja akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan pendidikan seks, Mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro Semarang (FKM Undip) Semarang menggiatkan Pengabdian Masyarakat bagi Siswa-Siswi SMP Pius Kota Pekalongan. Acara berlangsung di aula sekolah setempat.
Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 78 siswa-siswi kelas IX SMP Pius Kota Pekalongan antusias mengikuti kegiatan yang dilakukan Mahasiswa Prodi Magister Kesehatan Masyarakat Undip. Adapun materi yang disampaikan berkaitan dengan edukasi tentang kesehatan reproduksi, pendidikan seks, dan kesehatan mental remaja.
Ketua Prodi Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Dr. Dra Ayun Sriatmi, MKes mengatakan bahwa, kegiatan ini merupakan salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi dengan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini merupakan kedua kalinya digelar, dimana sebelumnya dilakukan di RSUD Kajen.
“Tema kegiatan kali ini sangat menarik yakni terkait isu masalah kesehatan reproduksi hingga kesehatan mental pada remaja yang masih menjadi isu utama dan sedang tren dibahas. Ditambah lagi munculnya masalah-masalah remaja terkait hal tersebut,” ungkapnya.
Dr Ayun menilai, timbulnya masalah tersebut akibat pemahaman dan kesadaran tentang kesehatan reproduksi, edukasi seks dan kesehatan mental masih rendah. Sehingga, dalam upaya mengurangi permasalahan tersebut program pengabdian masyarakat pada remaja khususnya pada kelompok remaja ini dilaksanakan. Mengingat, di era serba digital saat ini, remaja sering mendapatkan informasi yang keliru tentang kesehatan reproduksi dari media sosial.
“Sehingga, mereka harus diberi pemahaman yang benar tentang informasi yang muncul di media sosial. Dengan mendapatkan pemahaman yang tepat, siswa-siswi punya bekal pengetahuan dan pendidikan seks sejak dini sehingga dapat mencegah kekerasan seksual,” terangnya.
Melalui kegiatan ini, menurutnya, siswa-siswi bisa mengetahui informasi yang benar, bagaimana mereka memahami ciri-ciri fisik gendernya agar tidak disalahgunakan, mereka juga bisa melihat masalah kesehatan mental.
“Begitu pula untuk sarana mental ada tempat untuk berkonsultasi. Jangan sampai mereka merasa sendiri, padahal banyak tempat yang bisa diminta bantuan selain orang tua,” jelasnya.
Senada, pemateri dalam kegiatan tersebut, dr. Dewi Susilowati, SpOG menyampaikan penyuluhan kesehaatan reproduksi dan pendidikan seks bagi usia remaja ini sangat penting. Pihaknya memaparkan sejumlah materi di antaraya tentang organ reproduksi internal pria dan wanita, ciri-ciri remaja puber, serta menstruasi.
“Sengaja kegiatan ini kita kemas dengan permainan ular tangga supaya anak-anak tidak boring dan dapat menerima pesan yang kami sampaikan. Selain materi, kami juga sampaikan kiat sehat diantaranya banyak minum air putih, konsumsi makanan kadar zat besi, dan suplemen tambah darah, serta kurangi minuman berkafein dan teh,” pesannya.
Kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto. Ia memaparkan tentang ciri-ciri remaja sehat sosial. Budi mengapresiasi kepada jajaran Magister FKM Undip Semarang yang telah menerjunkan mahasiswa- mahasiswinya untuk melakukan pengabdian masyarakat di Kota Pekalongan khususnya di SMP Pius.
Budi menekankan, permasalahan remaja ini sangat kompleks. Disamping remaja ini nanti diharapkan menjadi calon pemimpin di masa depan, dimana Indonesia harus mewujudkan Indonesia Emas 2045, maka sejak dini harus mulai membuat remaja ini tetap sehat, menjadi generasi emas ke depannya, pemimpin yang unggul tanpa ada masalah-masalah kesehatan yang menyertainya.
“Kota Pekalongan sendiri sudah memiliki program kesehatan remaja diantaranya melalui Program Generasi Berencana (Genre), Posyandu Remaja, terlebih remaja ini disiapkan untuk menjadi calon ibu yang sehat dan melahirkan anak-anak yang sehat pula dan terhindar dari masalah stunting. Sehingga, mereka juga diharapkan rutin minum tablet tambah darah, kegiatan imunisasi bagi remaja putri maupun calon pengantin,”beber Budi.
Sementara itu, Kepala SMP Pius Sr. Maria Ferdina SND berharap, siswa yang mengikuti kegiatan tersebut bisa menjadi agen perubahan untuk mengedukasi siswa kelas VII dan VIII terkait materi yang disampaikan.
“Harapannya, para siswa akan lebih memahami materi yang disampaikan melalui pemainan ular tangga tersebut,”tandas Sr. Maria. (**)