PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Pekalongan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) ke sejumlah Usaha Kecil Menengah (UKM) craft di Kota Pekalongan. Salah satunya ke D’Afni Craft di Perum Gama Permai Pekalongan dan Maharani Craft di Jalan Sulawesi Pekalongan.
Plh Ketua Dekranasda Kota Pekalongan, Istiqomah mengungkapkan bahwa UKM craft di Kota Pekalongan tak kalah dengan daerah lain terutama pemanfaatan limbah kain batik atau perca juga plastik. “Limbah yang biasanya dibuang oleh tangan kreatif dibentuk menjadi berbagai produk yang bernilai seperti tas, aksesori, sarung bantal, horden, dan sebagainya,” terangnya.
Hari ini Istiqomah berkesempatan mengunjungi dua lokasi berdiskusi dengan pelaku UKM craft tentang banyak hal, seperti kendala yang dialami UKM saat ini. Ia berharap Dekranasda dapat terus memfasilitasi agar pemasaran produk craft dapat digenjot.
“Daat ini ada 50 UKM craft binaan Dekranasda, tentu ini bisa tambah lagi dengan munculnya banyak talenta baru,” tandasnya.
Owner Maharani Craft, Ana Setiana mengaku senang dengan kedatangan dekranasda, ia menyampaikan kendala pemasaran yang dialami. Karena notabene ia adalah produsen namun belum secara masif melakukan pemasaran online.
“Kami masih membangun reseller, kebanyakan produk kami ini untuk melengkapi di toko-toko batik. Jika toko-toko menjual pakaian batik, produk craftnya dari kami. Yang kami produksi seperti linen untuk perlengkapan rumah tangga,” jelasnya.
Kebetulan Ana sudah lama bergelut di bidang craft sejak tahun 2000-an. Ia konsisten, dan sebelum Covid-19 dulu sempat ekspor lewat buyer dari Bandung. “Mereka bisa ambil di kami sampai 10 ribu per bulan. Jadi ada pihak ketiga yang mengelola pemasaran. Kami ingin pemasaran stabil, selain itu juga terus difasilitasi untuk pameran agar bisa go internasional,” tukasnya. (**)