Ikuti Susur Sungai, Enam Siswa SMPN 1 Turi Sleman Tewas Terhanyut

Relawan masih melakukan penyusuran sungai mencari siswa SMPN 1 Turi, Sleman yang belum ditemukan. FOTO/TWITTER/@TRCBPBDDIY

SLEMAN (PUSKAPIK) – Enam siswa SMPN 1 Turi, Sleman meninggal dunia setelah hanyut saat susur sungai sebagai bagian dari kegiatan Pramuka, Jumat (21/2/2020) sore. Hingga malam ini, lima siswa lain masih dalam pencarian.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo mengatakan, berdasarkan keterangan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Suprianto, insiden tersebut bermula saat 250 murid SMP Negeri 1 Turi melakukan kegiatan pramuka dengan menyusuri Sungai Sempor yang berada di Desa Donokerto, Kecamatan Turi. Ketika melakukan penyusuran, arus air tiba-tiba deras dan volume air meningkat akibat kiriman dari hulu sungai. Akibatnya, puluhan siswa terhanyut.

“Hingga saat ini ada enam siswa yang meninggal dunia. Sebanyak 239 siswa selamat dan telah terdata pihak sekolah, dan lima siswa belum diketahui keberadaannya,” kata Agus dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (21/2/2020) malam.

Baca Juga

Loading RSS Feed

Berikut ini nama-nama murid yang menjadi korban dalam insiden penyusuran sungai:
1. SOfia Aulia, Kelas 8, alamat Sumberejo
2. Arisma, Kelas 7, alamat Ngentak, Tepan
3. Nur Azizah, Kelas 8, alamat Kembangarum
4. Latifa, alamat Kembangarum
5. Belum teridentifikasi
6. Belum teridentifikasi

Lebih dari 180 personel gabungan masih melakukan pencarian 5 murid yang hilang. Saat ini BPBD Kabupaten Sleman telah mendirikan pos komando di lokasi kejadian dan terus berkoordinasi dengan Basarnas, TNI, Polri, dinas terkait, sukarelawan dan warga setempat.

Insiden ini menjadi pembelajaran bersama sehingga insiden serupa dapat dihindari. Apabila akan melakukan kegiatan penyusuran sungai, ini harus dilakukan oleh orang dewasa dan terlatih. Anak-anak dan remaja dilarang untuk melakukan penyusuran sungai mengingat sangat berisiko tinggi. Perlu juga memberitahu aparat pemerintah dan keamanan setempat.

“Di samping itu, aktivitas penyusuran dilakukan pada saat musim kemarau. Ketika ini dilakukan pada musim hujan, risiko air menjadi tinggi mengingat apabila hujan terjadi di sekitar hulu sungai akan berdampak pada arus dan volume air sungai hingga ke bagian hilir,” katanya.(FM)

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!