PEKALONGAN (PUSKAPIK) – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut penanganan banjir di Kota Pekalongan harus dilakukan dengan cara berbeda. Sebagai salah satu kota besar, permasalahan lingkungan menjadi penyebab utama banjir.
“Maka tadi saya perintahkan Wali Kota Pekalongan untuk mengeruk saluran-saluran di tengah kota. Keluarkan semua alat berat dan optimalkan sumberdayanya untuk mengatasi ini. Karena, sampai Maret nanti, cuaca masih tidak menentu,” kata Ganjar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/2/2020).
Selain tanggul raksasa yang sedang dibuat, permasalahan banjir di Pekalongan juga harus diantisipasi dengan perubahan penataan kota. Pihaknya sudah memerintahkan agar Pemkot Pekalongan melakukan penataan drainase tengah kota.
Baca Juga
“Drainase harus ditata ulang, yang kecil-kecil harus dibesarkan agar aliran air lancar. Sambil menunggu tanggul laut selesai, program itu harus ditingkatkan,” ucapnya.
Ganjar pun mengakui penanganan banjir di Pekalongan bukanlah perkara gampang. Pemkot tidak akan mungkin bisa menyelesaikan itu apabila hanya mengandalkan kekuatannya sendiri. “Kerja sama dengan kami di Pemprov dan dengan Pemerintah Pusat harus dilakukan. Tidak akan mampu kalau kerja sendiri,” imbuhnya.
Masyarakat lanjut dia juga diminta mendukung upaya pengendalian lingkungan ini. Budaya hidup bersih dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak membuang limbah batik di sungai harus digalakkan.
“Sebagai kota yang terkenal dengan batiknya dan sering dikunjungi wisatawan, masyarakat Pekalongan harus hidup bersih. Bersih itu nomor satu. Kalau itu bisa dikerjakan, maka teknis pekerjaan lainnya bisa membantu,” tuturnya.
Sekadar diketahui, sebanyak 265 warga Kota Pekalongan Jawa Tengah masih bertahan di pengingsian karena tempat tinggalnya terendam banjir. Mereka tersebar di bebepa titik mulai kantor camat hingga masjid.
“Awalnya 306 warga, sekarang sudah berangsur berkurang dan tinggal 265 warga yang mengungsi,” kata Camat Pekalongan Barat, M Taufiqurrahman.
Banjir di Pekalongan melanda dua kelurahan, yakni Kelurahan Tirto dan Pasirkratonkramat. Banjir akibat limpasan dari Sungai Bermi. Ketinggian air saat awal terjadi banjir mencapai 140 sentimeter dan kini berangsur surut. (FM)
Baca Juga