Budaya Moci di Tegal Mulai Luntur, Tergerus Budaya Ngopi
- calendar_month 2 jam yang lalu


SLAWI, puskapik.com – Kabupaten Tegal dikenal dengan budaya moci atau minum teh sejak zaman dahulu. Moci dengan gula batu dan teko tanah ini, kini mulai terkikis dengan budaya ngopi. Bahkan, sudah jarang dijumpai penjual warung makan yang menyediakan poci.
Teh poci adalah teh yang diseduh secara khas dalam poci dan cangkir yang terbuat dari tanah liat. Teh ini biasanya diminum dengan dicampur gula batu dan disajikan saat masih panas.
Tradisi minum teh dengan poci yang dibuat tembikar ini sudah sangat populer di Tegal. Bahkan, bagi masyarakat Tegal ada sebuah ungkapan yang menyatakan, “Jangan mengaku orang asli Tegal, bila tidak suka minum teh.”
“Sayangnya, budaya moci sudah mulai luntur. Kini, bergeser ke budaya ngopi yang jadi trend masyarakat saat ini,” kata warga Tegal, Bebeng Mohan, Jumat 19 Desember 2025.
Pria asli Tegal ini, merasakan budaya moci atau cipokan, moci sambi dopokan (minum teh dengan ngobrol) sangat kental di era 1990 hingga 2000. Saat bertamu atau sekedar ngobrol, bisa dipastikan minum teh.
Ciri khas moci yang menggunakan teko dan cangkir tanah liat serta gula batu itu, sajian wajib pada zaman itu. Hampir warung makan menyediakan poci yang menjadi primadona pada zaman dahulu.
“Masih ada budaya itu, tapi saat ini mulai bergeser. Orang cenderung mengatakan yuh ngopi, bukan yuh moci,” ujar ASN di Pemkab Tegal itu.
Kenapa budaya moci mulai luntur? Kata Bebeng karena era informasi yang deras masuk ke masyarakat Tegal. Tayangan televisi dari mulai sinetron hingga di media sosial, kerap mempertontonkan tradisi ngopi.
- Penulis: Guntur
- Editor: Nia
















