Puskapik.com - Kanal Berita Pantura Jateng
Santri, Pilar Spiritualitas dan Nasionalisme Bangsa

Santri, Pilar Spiritualitas dan Nasionalisme Bangsa

Rabu, 22 Oktober 2025 | 12.43 Oleh: Redaksi Puskapik

Oleh: Slamet Ramudji Wakil Ketua I DPRD Pemalang, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)   Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri sebagai momentum untuk menge

Oleh: Slamet Ramudji Wakil Ketua I DPRD Pemalang, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)   Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri sebagai momentum untuk mengenang peran besar kaum santri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hari ini, Rabu 22 Oktober 2025, genap 80 tahun sejak dikumandangkannya Resolusi Jihad oleh Hadratussyaikh K.H. Hasyim Asy’ari, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, pada 22 Oktober 1945. Seruan jihad fi sabilillah itu menjadi titik awal bangkitnya semangat kaum santri untuk melawan penjajahan Belanda dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kaum santri memiliki kontribusi luar biasa dalam perjuangan bangsa. Mereka tidak hanya turun langsung ke medan laga, tetapi juga berjuang di garis spiritual dan moral. Di pesantren-pesantren, para kiai menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air yang menjadi fondasi bagi tumbuhnya nasionalisme. Dari sinilah lahir semangat juang yang tak kenal menyerah. Semangat juang itulah yang menggerakkan rakyat untuk ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia. Pondok pesantren pada masa itu menjadi pusat penyebaran semangat patriotisme. Para santri tidak hanya memegang kitab, tetapi juga mengangkat bambu runcing. Mereka berjuang dengan tekad dan keikhlasan, menjadikan keimanan sebagai sumber kekuatan dalam melawan penjajah. Spirit hubbul wathan minal iman — cinta tanah air adalah bagian dari iman — benar-benar mereka wujudkan dalam tindakan nyata. Peran santri tidak berhenti setelah proklamasi kemerdekaan. Dalam masa pembangunan bangsa, santri terus menjadi penggerak di berbagai bidang: pendidikan, dakwah, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan. Melalui ilmu dan pengabdian, santri berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta memperkuat moralitas masyarakat di tengah arus modernisasi. Kini, di usia ke-80 Resolusi Jihad, semangat santri tetap relevan. Tantangan bangsa memang berubah, tetapi nilai perjuangan dan pengabdian tetap sama: menjaga keutuhan NKRI, meneguhkan persatuan, dan menanamkan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin. Kaum santri telah membuktikan bahwa iman dan nasionalisme dapat berjalan beriringan dalam membangun Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Semangat itu harus terus dijaga oleh generasi muda hari ini, agar api perjuangan para santri tidak pernah padam. Hubbul wathan minal iman

Tags:

#Pemalang
Bagikan:

Artikel Terkait